Selasa, 08 Juni 2010

Perilaku Konsumen dan perilaku Produsen

Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ekonomi/Bab_2.pdf.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Page 1
PERILAKU KONSUMEN
2.1. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN.
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2 :
1. Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen
dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang.
2. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan kon-
sumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya
dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam pendekatan Marginal Utility
digunakan anggapan sebagai berikut :
1. Utility bisa diukur dengan uang.
2. Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan
bahwa "Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan
yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan me-
nurun".
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai
akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.
11
Page 2
Tabel 1
Total Utility dan Marginal Utility
Jumlah Nasi (Q)
Total Utility
Marginal Utility
0
0
20
1
20
15
2
35
11
3
46
7
4
53
3
5
56
1
6
57
-1
7
56
-3
8
53
TU, MU
Gambar 1
Kurve Total Utility dan Marginal Utility
Apabila yang dikonsumsi hanya 1 barang, maka tingkat kepuasan maksimum dapat
dicapai pada saat total utilitynya mencapai maksimum. Apabila yang dikonsumsi 2 macam
barang atau lebih, maka kepuasan maksimum dapat dicapai apabila marginal utility
untuk sejumlah barang yang dikonsumsi sama besarnya.
MUx
Px
MUy
Py
MUz
Jika seorang konsumen mempunyai uang Rp 12,-
harga roti Rp 2,- perbungkus.
harganasiRp 1,- per piring dan
12
Page 3
Tabel 2
Marginal Utility Nasi dan Roti
Jumlah Barang (Q)
MU Roti
MU Nasi
1
16
11
i
14
10
3
12
9
4
10
8
5
8
7
6
6
6
7
4
5
8
2
4
Konsumen akan mencapai tingkat kepuasan maksimum dengan syarat sebagai berikut
MU Nasi
P Nasi
MU Roti
P Roti
12
atau
2. (P Nasi x Q Nasi) + (P Roti x Q Roti) = M
(1 x 6) + (2 x 3) = Rp 12,-
Anggapan dalam pendekatan Indifference Curve sebagai berikut :
1. Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu.
2. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Ciri-ciri Indifference Curve sebagai berikut :
1. Turun dari kiri atas kekanan bawah.
2. Cembung kearah origin.
3. Indifference Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong.
4. Indifference Curve yang terletak disebelah kanan atas menunjukan tingkat kepuasan
yang lebih tinggi dan sebaliknya.
13
Page 4
Tabel 3
Kombinasi Nasi dan Roti yang memberikan Kepuasan Sama
Titik
Jumlah Nasi
Jumlah Roti
Tingkat penggantian
A
15
3
5/1 = 5,0
B
10
4
3/1 = 3,0
C
7
5
2/2 = 1,0
D
5
7
2/4 = 0,5
E
3
11
2/5 = 0,4
F
1
16
Gambar 2
Indifference Curve
Semua titik-titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi berapapun akan memberi-
kan kepuasan yang sama. Jika konsumen mengkonsumsi 15 nasi dan 3 roti kepuasannya
akan sama dengan mengkonsumsi 3 nasi dan 11 roti. Tingkat penggantian menggambar-
kan bahwa kenaikan tingkat konsumsi roti dari 3 menjadi 4 harus mengurangi konsumsi
nasi dari 15 menjadi 10.
Jika seorang konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan membelanjakan
seluruhnya untuk nasi, maka nasi yang diperoleh sebanyak M / Pn atau membelanjakan
untuk roti seluruhnya M /Pr atau membelanjakan berbagai kemungkinan kombinasi nasi
dan roti yang ditunjukan oleh garis lurus yang menghubungkan M / Pn dan M / Pr.
Garis tersebut dinamakan Budget Line atau Garis Anggaran Pengeluaran. Contoh Budget
Line sebagai berikut :
14
Page 5
Tabel 4
Kombinasi Berbagai Kemungkinan yang dapat dibeli
Titik Kemungkinan Kombinasi
Nasi
Roti
A
12
0
B
9
2
C
6
3
D
4
4
E
2
5
F
0
6
Nasi
12
A
10
9
6
-:y\^ Budget Line
1 1
r 1—
i i
1
E
0
2 3
6
Roti
Gambar 3
Budget Line
Konsumen mempunyai uang Rp 60.-. dimana harga nasi Rp 5 per satu an dan roti
Rp 10 per satuan, jika uang tersebut dibelanjakan untuk nasi, konsumen harus membayar
Rp 5 x 10 = Rp 60 dan jika dibelikan roti semua Rp 10 x 6 satuan = Rp 60.
Faktor yang dapat merubah Budget Line sebagai berikut :
1. Perubahan Harga.
Jika harga naik, maka Budget Line akan mengarah ke titik origin dan sebaliknya.
15
Page 6
Nasi
Keterangan :
a harga naik
b harga turun
Roti
Gambar 4
Pengaruh Perubahan Harga terhadap Budget Line
2. Perubahan Pendapatan.
Jika pendatan naik. maka Budget Line akan mengarah ke sebelah kanan/menjauhi
titik origin dan sebaliknya.
Nasi
Keterangan :
a pendapatan naik
b pendapatan turun
Roti
Gambar 5
Pengaruh Perubahan Pendapatan terhadap Budget Line
Seorang konsumen akan mencapai tingkat kepuasan maksimum dengan syarat bahwa dia
mencapai titik dimana Budget Line menyinggung Indifference Curve.
Perubahan-perubahan harga yang terjadiyang mempengaruhi keseimbangan
pemaksimuman kepuasan, jika titik-titik dari perubahan harga tersebut dihubungkan,
maka akan terjadi suatu kurva yang disebut Garis Harga Konsumsi. Suatu kurva yang
diperoleh apabila kita menghubungkan titik-titik ekuilibrium yang diwujudkan oleh
perubahan pendapatan disebut Garis Pendapatan Konsumsi.
16
Page 7
Nasi
Nasi
Gambar 6
Garis Harga Konsumsi dan Garis Pendapatan Konsumsi
Perubahan harga yang mempengaruhi terhadap jumlah barang yang diminta dapat
diterangkan dengan menganalisa 2 faktor :
1. Substitution Effect.
2. Income Effect.
Nasi
Roti
Gambar 7
Substitution Effect dan Income Effect
17
Page 8
Dari gambar di atas Substitution Effectnya = X1X2 yaitu kenaikan konsumsi Roti
dengan adanya substitusi nasi dengan roti.karena harga roti menjadi lebih murah. Income
Effect = X2x3 yaitu kenaikan jumlah roti, karena penurunan harga roti berarti kenaikan
pendapatan riil konsumen. Dengan menggunakan analisis Indifference Curve dapat dibuat
suatu Kurva Permintaan sebagai berikut:
Demam!
Roti
a b
Gambar 8
Kurva Permintaan dengan bantuan Indifference Curve
Dengan ceteris paribus, maka penurunan harga roti berakibat naiknya permintaan
roti. Gambar 8, misalnya pendapatan konsumen tetap dan harga roti turun dari a->b,
a->c maka keseimbangan kepuasan maksimum masing-masing terletak pada titik Al,
A2, A3.
Jika titik Al, A2 dan A3 dihubungkan maka terbentuk kurva permintaan ke atas Roti.
2.2 SURPLUS KONSUMEN.
Surplus Konsumen adalah kelebihan antara kapuasan yang diperoleh dari mengkon-
sumsi barang dengan pembayaran untuk memperoleh barang tersebut.
Surplus konsumen ini dapat diterangkan sebagai berikut :
Page 9
Tabel 5
Surplus Konsumen
Jumlah Roti (Q)
Kesediaan konsumen
Surplus kosumen
untuk membayar
jika harga Rp 150
1
Rp 500,-
Rp 350,-
2
'• 400,-
" 250,-
3
" 300,-
" 150,-
4
" 200,-
" 50,-
5
" 100,-
-
Dari tabel 5, jika harga roti Rp 150,- dan konsumen bersedia membayar Rp 500 -
maka dia memperoleh surplus 350. Demikian seterusnya sampai roti ke 4. Jika digambar
dalam grafik sebagai berikut :
Rp
Roti
Gambar 9
Surplus Konsumen
Permintaan pasar suatu barang merupakan penjumlahan kurva permintaan konsumen
yang ada dalam pasar.
Konsumen A
Roti
Konsumen B
Gambar 10
Permintaan Pasar
-Roti
Permintaan Pasar
Roti
19
Page 10
Elastisitas adalah ukuran derajad kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah
satu faktor yang mempengaruhi.
Elastisitas dibagi menjadi :
1. Price Elasticity (Elastisitas Harga) adalah Vc perubahan kwantitas barang yang diminta
sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut.
% perubahan kwantitas yang diminta E>1 —>Elastis
E _ E<1 —>Inelastis
%perubahan harga barang tersebut E=l —>Elastisitas tunggal
2. Cross elasticity (Elastisitas Silang) adalah % perubahan jumlah yang diminta ter-
hadap sesuatu barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.
Ec =
% perubahan jumlah Roti yang diminta
% perubahan harga roti
Ec positif untuk barang substitusi dan negatif untuk barang komplementer.
3. Income Elasticity (Elasitisitas Pendapatan) adalah 9f perubahan kwantitas barang
yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.
Ei =
% perubahan jumlah barang yang diminta
°/c perubahan pendapatan riil
Dalam menghitung koefisien Price Elasticity sebagai berikut :
1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur).
AQ/7, (Ql + Q2) dimana :
Arc Elasicity (Ep) = Q = Q1Q2 da"
AP/'A (Pl + P2) P = P1P2
Q, Q:
Gambar 11
Arc Elasticité'
20
Page 11
2. Point Elasticity (Elastisitas Titik).
dQ/O
Point Elasticity (Eh) =
Gambar 12
Point Elasticity
Elasitisitas Kurva Permintaan dapat digambarkan sebagai berikut
Rp
Gambar 13
Elastisitas Kurva Permintaan
Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antara perubahan
harga dengan tingkat penjualan.
21
Page 12
\AD
M N
Eh< 1
— Q
Gambar 14
Hubungan Penurunan Harga dengan Tingkat Penjualan
1. Eh > 1, harga turun 1 % permintaan naik lebih dari 1 %.
2. Eh < 1, harga turun 1 % permintaan naik kurang dari 1 %.
3. Eh = 1, harga turun 1 % permintaan naik 1 %.
demikian juga apabila harga naik.
22
Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9993/Slide_BAB_V.ppt.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.





Perilaku Produsen

Bab V Teori Produksi

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Skema Proses Produksi

Input

(X1, X2, …)

Aktivitas

Produksi

Output

(Barang atau Jasa)

* Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Tujuan Perusahaan

* Maksimisasi Sumberdaya (Tenaga Kerja)
* Maksimisasi Output (Penjualan)
* Maksimisasi Growth (Pertumbuhan)



Kategori Kegiatan Produksi:

* Produksi sesuai pesanan (custom-order production)
* Produksi massal yang kaku (rigid mass production)
* Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production
* Proses atau aliran produksi (process or flow production)

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Fungsi Produksi

* Model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor produksi (input) yang digunakan dengan jumlah barang atau jasa (output) yang dihasilkan.
* Fungsi Produksi Total (Total Product): TP

TP ↔ Q = f(L, K); L = tenaga kerja, K = Modal

* Produksi rata-rata (Average Product): AP

APL = TP/L atau APK = TP/K

* Produksi Marjinal (Marginal Product): MP

MPL = ∆TP/∆L atau MPK = ∆TP/∆K

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Tabel Skedul Fungsi Produksi (Hipotesis)

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Hubungan Kurva TP, APL dan MPL

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

The Law of Diminishing Return

* Hukum yang menyatakan berkurangnya tambahan output dari penambahan satu unit input variabel, pada saat output telah mencapai maksimum.
* Asumsi yang berlaku:
o Hanya ada satu unit input variabel, input yang lain tetap.
o Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah.
o Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Tahap-tahap Proses Produksi

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Kemajuan Teknologi dan Perubahan Kurva Produksi

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Kurva Isoquant

* Kurva yang menghubungkan titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang sama.



K

L

0

L0

K0

D

A

B

C

Isoquant (I)

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Berbagai kemungkinan kombinasi input pada kurva Isoquant

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Bentuk-bentuk khusus Kurva Indiferens

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Marjinal Rate of Technical Substitution (MRTS)

* Jumlah input L yang dapat disubstitusikan terhadap input K agar tingkat output yang dihasilkan tidak berubah.




* Menunjukkan tingkat penggantian marjinal yang semakin kecil sepanjang pergerakan ke bawah kurva isooquant.

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Kendala Anggaran Produsen
(Kurva Isosocost)

* Anggaran tertinggi yang mampu disediakan produsen untuk membeli input yang digunakan dalam proses produksi dihubungkan dengan harga input.
* PKK + PLL ≤ C atau
* PKK + PLL = C



K

L

C/PK

C/PL

0

Isocost

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Kurva Isocost dengan Perubahan Harga Input dan Perubahan Pendapatan

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Kombinasi Input Variabel Biaya Terendah (Least Cost Combination)

* Terjadi pada titik singgung antara kurva isoquant dengan kurva isocost.
* Secara matematis:



* Kondisi penggunaan input variabel yang dapat meminimumkan biaya:




K

L

0

K*

L*

C/PL

C/PK

D

B

E

A

I1

I2

I3

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Berbagai kombinasi input dengan biaya terendah

Titik-Titik kombinasi input dengan

Biaya terendah (least cost combination)

Dihubungkan diperoleh garis perluasan

Produksi ( production expantion path)

Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman

By: Bagus Nurcahyo

Fungsi Produksi Cobb-Douglas

* Analisis yang menghubungkan input dan output, Q = AKaLb
* Nilai konstanta A, a dan b membedakan proses produksi satu dengan yang lain, menunjukkan teknologi yang digunakan.
* Nilai a menunjukkan elastisitas input K.
* Nilai b menunjukkan elastisitas input L.
* Skala produksi;
o Increasing return to scale, a + b > 1
o Constant return to scale, a + b = 1
o Decreasing return to scale, a + b < 1
* Perbandingan penggunaan input, jika a > b (capital intensive) atau a < b (Labor intensive)

1 komentar:

  1. very helpful , but i need the picture of income-consumption and price-consumption line .

    thank you for the information .

    BalasHapus