Pengertian oportunitas cost dalam keseharian kita adalah suatu biaya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari,
contoh : biaya buat makan sehari-hari,biaya,transportasi,listrik bulanan,uang belanja dll.
contoh kasus dalam keseharian kita : jika nilai dolar naik,maka harga barang-barang elektronik dan produk luar negeri lain otomatis akan menjadi ikut naik,mengapa demikian? Karena nilai tukar rupiah kita menjadi rendah dengan naiknya nilai mata uang dolar maka kita mau tidak mau membeli barang tersebut dengan harga yang tinggi.,sedangkan pendapatan yang diterima setiap orang sangat berbeda,itu membuat masalah baru bagi setiap orang yang pendapatannya kurang dari Rp 2.000.000 perbulan,orang tersebut akan merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Saran :
bagi seluruh generasi muda indonesia diharapkan agar kedepannya dapat memproduksi alat-alat elektronik sendiri dan mengusahakan membeli/menyayangi produk dalam negeri
dan mari kita bersama-sama membasmi tindakan pembajakan dengan contoh gampangya jangan membeli barang/produk bajakan.
Minggu, 28 Februari 2010
Selintas sejarah Fotoigrafi Indonesia
Sejak awal kedatangannya, perkembangan fotografi Indonesia selalu mengait dan mengalir bersama momentum sosial-politik perjalanan bangsa ini. Momentum inilah yang menentukan perkembangan medium ini dalam masyarakatnya; dan, pada titik tertentu, juga turut berperan menciptakan momentum bagi masyarakatnya. Mulai dari momentum perubahan kebijakan politik kolonial, revolusi kemerdekaan, ledakan ekonomi awal 1980-an, sampai Reformasi 1998.
Sebagaimana jamaknya di tanah jajahan pada abad ke-19, fotografi didatangkan sebagai bagian dari tradisi representasi visual baru yang dimungkinkan oleh teknologi kamera, dalam rangka lebih memperkenalkan tanah jajahan dan penghuninya: manusia, hewan, dan tanaman. Tradisi ini kemudian berkembang sebagai dokumentasi visual yang secara sistematis mencatat properti dan wilayah pemerintah kolonial; yang kemudian dipakai sebagai sertifikat keberhasilan Belanda memperadabkan tanah jajahan dan dipamerkan di berbagai ekspo kolonial dunia.
Tahun 1841, seorang pegawai kesehatan Belanda, atas perintah Kementerian Kolonial, mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Juriaan Munich, nama ambtenaar itu, diberi tugas "to collect photographic representations of principal views and also of plants and other natural objects" (Groeneveld 1989). Tugas ini berakhir dengan kegagalan teknis. Di Holand Tropika, untuk menyebut wilayah mereka di daerah tropis, Munich kelabakan mengendalikan sensitivitas cahaya plat yang dibawanya, dihajar oleh kelembapan udara yang mencapai 90 persen dan terik matahari yang tegak lurus dengan bumi. Foto terbaik yang dihasilkannya membutuhkan waktu eksposure 26 menit.
Terlepas dari kegagalan percobaan pertama di atas, bersama mobil dan jalanan beraspal, kereta api dan radio, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan, penempatan pasukan dan meriam, tetapi dengan membangun dan menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, dan misionaris.
Latar inilah yang menjelaskan, mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif berada di tangan orang Eropa, sedikit orang China dan Jepang. Survei fotografer dan studio foto komersial di Hindia Belanda 1850-1940 menunjukkan dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama Eropa, 186 China, 45 Jepang dan hanya 4 nama "lokal": Cephas di Yogyakarta, A Mohamad di Batavia, Sarto di Semarang, dan Najoan di Ambon.
Sedangkan bagi penduduk lokal, keterlibatan mereka dengan teknologi ini adalah sebagai obyek terpotret, sebagai bagian dari properti kolonial. Mereka berdiri di kejauhan, disertai ketakjuban juga ketakutan, melihat tanah mereka ditransfer dalam bidang dua dimensi yang mudah dibawa dan dijajakan. Kontak langsung mereka dengan produksi fotografi adalah sebagai tukang angkut peti peralatan fotografi. Pemisahan ini berdampak panjang pada wacana fotografi di Indonesia di kemudian hari, di mana kamera dilihat sebagai perekam pasif, sebagai teknologi yang melayani kebutuhan praktis.
Dibutuhkan hampir seratus tahun bagi kamera untuk benar-benar sampai ke tangan orang Indonesia. Masuknya Jepang tahun 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Masuknya Jepang pada 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Karena kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kator berita mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan Umbas bersaudara, yang membentuk imaji baru Indonesia, mengubah pose simpuh di kaki kulit putih, menjadi manusia merdeka yang sederajat. Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi, penuh dengan kemeriahan dan optimisme, beserta kesetaraan antara pemimpin dan rakyat biasa. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar "sampai" ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.
Kalah populer
Dari momentum yang sangat penting ini, tanpa mengingkari nilai historis yang diciptakannya, gagasan fotografi sebagai perekam pasif masih berlanjut. Sehingga ketika kamera merekam lautan perubahan di tengah revolusi, dan imaji yang tersebar mengungkap kelahiran sebuah bangsa, subyek yang direpresentikan begitu dominan, meninggalkan subyek yang merepresentasikan, sang fotografer. Nama Mendur dan Umbas bersaudara, misalnya, jauh kalah populer dibanding pelukis yang juga aktif dalam revolusi seperti Soedjojono dan Afandi. Fungsi kamera sebagai pengkopi realitas semakin dipertegas, dan fotografer tertinggal di belakang kamera sebagai operator, sebagai "tukang potret".
Peran sebagai "tukang potret" yang menghilangkan keterlibatan manusia dari proses reproduksi ini, dalam derajat yang berbeda-beda masih terus terpelihara sampai sekarang. Perkembangan industri media cetak di Indonesia sejak awal 1970-an memang menjadi momentum penting bagi kelahiran fotografer-fotografer baru. Namun, pertambahan kuantitas ini tidak secara otomatis berbanding lurus dengan perkembangan fotografi itu sendiri. Industri media cetak tidak menaruh perhatian lebih jauh pada peran fotografi, selain kepenuhan informasi visual yang hampir selalu disertai semangat sensasional. Pencantuman kredit nama fotografer pada setiap foto yang dipublikasikan pun baru mulai pada awal 1990-an. Mereka juga merasa cukup dengan fotografer hasil didikan kursus kilat fotografi atau para otodidak. Dari sini, tidak berarti tidak ada bakat yang berkembang, namun tidak cukup untuk menjadi sebuah fenomena dalam sejarah fotografi Indonesia, selain menjadi catatan kasus individu yang luar biasa seperti Kartono Ryadi. Sering kali bakat-bakat menjanjikan yang disemai dari wilayah ini, justru terseret ritme kerja industri media yang menenggelamkan mereka dalam rutinitas. Untuk periode yang cukup lama (1970an-1990an), fotografi Indonesia terbenam dalam fungsi melayani industri. Momentum pertumbuhan ekonomi dan perkembangan infrastruktur media cetak ternyata tidak berbicara banyak pada perkembangan medium representasi visual ini, baik dari tema, cara ungkap, dan inovasi estetisnya.
Dengan total oplah sekitar empat juta eksemplar, media massa cetak di Indonesia sebenarnya bukanlah acuan yang cukup signifikan bagi perkembangan fotografi kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk hampir 250 juta. Namun, media massa cetak menjadi wilayah perkembangan yang sangat penting dalam periode ini karena dia menjadi satu-satunya ruang yang paling mungkin. Karena ruang perkembangan fotografi yang lain seperti galeri, museum, industri buku, festival, dan pasar fotografi lebih sedikit lagi menyediakan kesempatan. Dari sini pulalah kita bisa memahami mengapa agensi foto tidak berkembang di Indonesia sampai awal abad ke-21, karena sebagian besar jurnalis foto sudah tertampung dalam medianya masing-masing.
Di lain pihak, tidak sulit untuk menyadari, juga untuk fotografer Indonesia, bahwa setiap foto adalah selalu interpretasi atas realitas dari pada melulu salinan mentahnya. Sehingga posisi dan peran fotografer sebagai subyek perepresentasi tidak dapat diabaikan. Reproduktibilitas foto yang mendulang banyak masalah etis dalam distribusinya, juga menjadi pengetahuan yang tidak eksklusif di kalangan fotografer, juga peran penting fotografi dalam perubahan sosial. Nama para master fotografi beserta capaian teknis, tema, dan estetis mereka juga merupakan bahan pembicaraan keseharian, yang kadang menyelipkan nama penulis fotografi dan pemikiran mereka.
Masalahnya, gagasan yang berkembang di seputar fotografi tersebut tidak menemukan ruang dan titik pijaknya. Mereka hanya beredar secara terbatas, dan tidak mempunyai dampak signifikan pada praktik fotografi secara keseluruhan. Hal ini disebabkan, pertama karena tidak ada tradisi untuk membincangkan "kerumitan" di atas, sebab kamera dalam sejarahnya hanya diterima dan dipraktikkan dalam fungsinya yang purba: pengkopi realitas. Fotografi lebih dikenal dan disederhanakan dalam hijau-kuning-biru dari Fuji-Kodak-Konika, sebagai bisnis pengkopi realitas yang tersebar dalam studio foto komersial.
Kedua, tidak ada kebutuhan untuk "memperumit" praktik fotografi yang sudah berjalan. Media massa cetak tidak mempunyai tuntutan lebih dari fungsi dokumentatif yang cenderung tidak bermasalah secara politis. Dari sini sebenarnya menarik untuk melihat fakta bahwa dalam periode pemerintahan militer Soeharto (1966-1998) yang banyak melakukan pembatasan kebebasan berekspresi, tidak pernah tercatat sensor terhadap foto atau media cetak ditutup karena publikasi salah satu fotonya, kecuali dengan alasan pornografi. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu parameter mandeknya fotografi sebagai medium ekspresi, plus ketidakacuhannya pada kondisi masyarakatnya.
Ketiga, kalaupun ada fotografer yang berkarya di luar kejamakan, saat mereka tidak mau lagi berfungsi sebagai "tukang potret", tidak ada infrastruktur yang mendukung mereka. Mereka akan kesulitan untuk memublikasikan atau memamerkan karya mereka. Sampai awal 1990, fotografi Indonesia belum mendapatkan momentum untuk berkembang lebih jauh dari apa yang sudah dijalaninya selama 150 tahun.
Momentum tersebut perlahan terbangun saat Institut Kesenian Jakarta, yang berdiri sejak tahun 1971, membuka Departemen Fotografinya tahun 1992. Pada tahun yang sama, kantor berita Antara mendirikan Galeri Foto Jurnalistik Antara, galeri pertama yang mengkhususkan diri pada foto jurnalistik. Dua tahun kemudian, Institut Seni Indonesia di Yogyakarta juga membuka Departemen Fotografi. Lewat tiga institusi inilah untuk pertama kalinya, fotografi Indonesia menemukan ruang berkembang yang konsisten, terstruktur dan sistematis, di luar praktik keseharian. Mereka memberi tempat pada minat, untuk berkembang.
Pada saat yang sama mereka juga mulai membangun apresiasi publik untuk menyadari bahwa fotografi bukan sekadar "you press the button, we do the rest". Momentum ini memuncak pada reformasi politik 1998. Atmosfer kebebasan pada saat itu mendorong para fotografer menyampaikan pendapat visual mereka dalam berbagai pameran. Dan publik pun mendapat suguhan pilihan representasi visual di luar media massa. Pameran foto menjadi acara kebudayaan yang populer, begitu pula identitas sebagai fotografer. Momentum ini juga didukung dengan bermunculannya galeri foto, organisasi fotografi, dan agensi foto.
Mulai yakin
Dengan dukungan momentum dan infrastruktur di atas, generasi terbaru fotografi Indonesia mulai yakin untuk mengembangkan minat dan gaya di luar kejamakan di atas. Mereka masuk lebih dalam pada subyek yang mereka garap, atau menjadikan pengalaman personal sebagai karya otobiografis. Mereka tidak lagi khawatir bahwa karya tersebut tidak mendapatkan ruang apresiasi. Di samping itu, berbagai peristiwa sosial politik besar dan bencana alam datang silih berganti, menjadi tambahan momentum yang menuntut para fotografer untuk bersikap dan mengekspresikannya dalam bentuk-bentuk yang baru. Bersamaan dengan ini, diskusi aspek nonteknis fotografi berkembang di media massa cetak, katalog pameran, majalah, dan seminar.
Sampai di sini, bisakah kita melacak perkembangan artistik fotografi di Indonesia? Bisakah kita menarik kaitan antara perkembangan fotografi kolonial, semasa revolusi, dengan praktik kontemporer medium ini? Dalam konteks ini, perkembangan fotografi Indonesia sejak kedatangan kamera di wilayah ini 166 tahun yang lalu masih sulit dilacak dan dipaparkan secara sistematis dan komprehensif. Pertimbangan-pertimbangan estetis dari ekspresi estetis setiap individu fotografer tampak tidak berakar dari para fotografer sebelumnya. Kita sulit melacak, misalnya, pengaruh Mendur dan Umbas bersaudara pada para fotografer jurnalistik sekarang. Apalagi pengaruh fotografer dan studio foto pada masa kolonial pada perkembangan artisitik fotografi sekarang.
Pengenalan medium ini di Indonesia, disertai dengan formalisasi tradisi visual Barat yang diadopsi oleh fotografi sebagai teknologi yang juga Barat, menjadi salah satu faktor kesulitan utama mendapatkan bentuk fotografi yang khas Indonesia. Padahal asumsinya kalau fotografi punya keterikatan mutlak dengan realitas dalam arti yang paling harfiah, setiap kondisi geografis dan cuaca tertentu pasti membentuk bangunan estetisnya sendiri. Tapi kenyataannya, problem teknis terus menyertai perkembangan fotografi di wilayah ini, di mana para fotografer harus terus berusaha menyelesaikan kendala-kendala teknis teknologi rekam Barat ini dengan udara dan cuaca tropis.
Pengaruh artistik studio foto komersial dari zaman kolonial yang masih tampak jejaknya adalah backdrop pemandangan alam atau kota yang indah dan romantis. Fotografi jurnalistik, alih-alih meneruskan tradisi Mendur dan Umbas bersaudara, malah masuk dalam referensi artistik World Press Photo. Sedangkan perkembangan di luar itu, yang baru berlangsung 10-15 tahun terakhir, adalah jangka waktu yang terlalu singkat untuk menarik kesimpulan. Simpul-simpul perkembangan yang ada, seperti sekolah dan galeri foto, walau setiap karakternya mulai dapat dirasakan, perjalannya masih harus diikuti lebih jauh.
Karya-karya mutakhir fotografi Indonesia yang sekarang kita lihat adalah hasil dari dialog medium ini dengan berbagai momentum yang menyertai perjalanan masyarakat di mana dia berada. Sebuah perjalanan pembebasan dari keterkungkungan fungsional (sambil terus berada di dalamnya), untuk ikut berbicara lebih banyak dalam perjalanan masyarakatnya (sambil tetap menjalankan fungsi praktisnya), untuk kemudian menciptakan momentumnya sendiri.
Mungkin sebaiknya kita tidak hanya bertanya apa yang dicapai fotografi Indonesia setelah lebih dari satu setengah abad kehadiran medium ini, tetapi juga mulai melihat keterlibatan fotografi dalam perkembangan masyarakat Indonesia modern.
Sebagaimana jamaknya di tanah jajahan pada abad ke-19, fotografi didatangkan sebagai bagian dari tradisi representasi visual baru yang dimungkinkan oleh teknologi kamera, dalam rangka lebih memperkenalkan tanah jajahan dan penghuninya: manusia, hewan, dan tanaman. Tradisi ini kemudian berkembang sebagai dokumentasi visual yang secara sistematis mencatat properti dan wilayah pemerintah kolonial; yang kemudian dipakai sebagai sertifikat keberhasilan Belanda memperadabkan tanah jajahan dan dipamerkan di berbagai ekspo kolonial dunia.
Tahun 1841, seorang pegawai kesehatan Belanda, atas perintah Kementerian Kolonial, mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Juriaan Munich, nama ambtenaar itu, diberi tugas "to collect photographic representations of principal views and also of plants and other natural objects" (Groeneveld 1989). Tugas ini berakhir dengan kegagalan teknis. Di Holand Tropika, untuk menyebut wilayah mereka di daerah tropis, Munich kelabakan mengendalikan sensitivitas cahaya plat yang dibawanya, dihajar oleh kelembapan udara yang mencapai 90 persen dan terik matahari yang tegak lurus dengan bumi. Foto terbaik yang dihasilkannya membutuhkan waktu eksposure 26 menit.
Terlepas dari kegagalan percobaan pertama di atas, bersama mobil dan jalanan beraspal, kereta api dan radio, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan, penempatan pasukan dan meriam, tetapi dengan membangun dan menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, dan misionaris.
Latar inilah yang menjelaskan, mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif berada di tangan orang Eropa, sedikit orang China dan Jepang. Survei fotografer dan studio foto komersial di Hindia Belanda 1850-1940 menunjukkan dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama Eropa, 186 China, 45 Jepang dan hanya 4 nama "lokal": Cephas di Yogyakarta, A Mohamad di Batavia, Sarto di Semarang, dan Najoan di Ambon.
Sedangkan bagi penduduk lokal, keterlibatan mereka dengan teknologi ini adalah sebagai obyek terpotret, sebagai bagian dari properti kolonial. Mereka berdiri di kejauhan, disertai ketakjuban juga ketakutan, melihat tanah mereka ditransfer dalam bidang dua dimensi yang mudah dibawa dan dijajakan. Kontak langsung mereka dengan produksi fotografi adalah sebagai tukang angkut peti peralatan fotografi. Pemisahan ini berdampak panjang pada wacana fotografi di Indonesia di kemudian hari, di mana kamera dilihat sebagai perekam pasif, sebagai teknologi yang melayani kebutuhan praktis.
Dibutuhkan hampir seratus tahun bagi kamera untuk benar-benar sampai ke tangan orang Indonesia. Masuknya Jepang tahun 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Masuknya Jepang pada 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Karena kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kator berita mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan Umbas bersaudara, yang membentuk imaji baru Indonesia, mengubah pose simpuh di kaki kulit putih, menjadi manusia merdeka yang sederajat. Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi, penuh dengan kemeriahan dan optimisme, beserta kesetaraan antara pemimpin dan rakyat biasa. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar "sampai" ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.
Kalah populer
Dari momentum yang sangat penting ini, tanpa mengingkari nilai historis yang diciptakannya, gagasan fotografi sebagai perekam pasif masih berlanjut. Sehingga ketika kamera merekam lautan perubahan di tengah revolusi, dan imaji yang tersebar mengungkap kelahiran sebuah bangsa, subyek yang direpresentikan begitu dominan, meninggalkan subyek yang merepresentasikan, sang fotografer. Nama Mendur dan Umbas bersaudara, misalnya, jauh kalah populer dibanding pelukis yang juga aktif dalam revolusi seperti Soedjojono dan Afandi. Fungsi kamera sebagai pengkopi realitas semakin dipertegas, dan fotografer tertinggal di belakang kamera sebagai operator, sebagai "tukang potret".
Peran sebagai "tukang potret" yang menghilangkan keterlibatan manusia dari proses reproduksi ini, dalam derajat yang berbeda-beda masih terus terpelihara sampai sekarang. Perkembangan industri media cetak di Indonesia sejak awal 1970-an memang menjadi momentum penting bagi kelahiran fotografer-fotografer baru. Namun, pertambahan kuantitas ini tidak secara otomatis berbanding lurus dengan perkembangan fotografi itu sendiri. Industri media cetak tidak menaruh perhatian lebih jauh pada peran fotografi, selain kepenuhan informasi visual yang hampir selalu disertai semangat sensasional. Pencantuman kredit nama fotografer pada setiap foto yang dipublikasikan pun baru mulai pada awal 1990-an. Mereka juga merasa cukup dengan fotografer hasil didikan kursus kilat fotografi atau para otodidak. Dari sini, tidak berarti tidak ada bakat yang berkembang, namun tidak cukup untuk menjadi sebuah fenomena dalam sejarah fotografi Indonesia, selain menjadi catatan kasus individu yang luar biasa seperti Kartono Ryadi. Sering kali bakat-bakat menjanjikan yang disemai dari wilayah ini, justru terseret ritme kerja industri media yang menenggelamkan mereka dalam rutinitas. Untuk periode yang cukup lama (1970an-1990an), fotografi Indonesia terbenam dalam fungsi melayani industri. Momentum pertumbuhan ekonomi dan perkembangan infrastruktur media cetak ternyata tidak berbicara banyak pada perkembangan medium representasi visual ini, baik dari tema, cara ungkap, dan inovasi estetisnya.
Dengan total oplah sekitar empat juta eksemplar, media massa cetak di Indonesia sebenarnya bukanlah acuan yang cukup signifikan bagi perkembangan fotografi kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk hampir 250 juta. Namun, media massa cetak menjadi wilayah perkembangan yang sangat penting dalam periode ini karena dia menjadi satu-satunya ruang yang paling mungkin. Karena ruang perkembangan fotografi yang lain seperti galeri, museum, industri buku, festival, dan pasar fotografi lebih sedikit lagi menyediakan kesempatan. Dari sini pulalah kita bisa memahami mengapa agensi foto tidak berkembang di Indonesia sampai awal abad ke-21, karena sebagian besar jurnalis foto sudah tertampung dalam medianya masing-masing.
Di lain pihak, tidak sulit untuk menyadari, juga untuk fotografer Indonesia, bahwa setiap foto adalah selalu interpretasi atas realitas dari pada melulu salinan mentahnya. Sehingga posisi dan peran fotografer sebagai subyek perepresentasi tidak dapat diabaikan. Reproduktibilitas foto yang mendulang banyak masalah etis dalam distribusinya, juga menjadi pengetahuan yang tidak eksklusif di kalangan fotografer, juga peran penting fotografi dalam perubahan sosial. Nama para master fotografi beserta capaian teknis, tema, dan estetis mereka juga merupakan bahan pembicaraan keseharian, yang kadang menyelipkan nama penulis fotografi dan pemikiran mereka.
Masalahnya, gagasan yang berkembang di seputar fotografi tersebut tidak menemukan ruang dan titik pijaknya. Mereka hanya beredar secara terbatas, dan tidak mempunyai dampak signifikan pada praktik fotografi secara keseluruhan. Hal ini disebabkan, pertama karena tidak ada tradisi untuk membincangkan "kerumitan" di atas, sebab kamera dalam sejarahnya hanya diterima dan dipraktikkan dalam fungsinya yang purba: pengkopi realitas. Fotografi lebih dikenal dan disederhanakan dalam hijau-kuning-biru dari Fuji-Kodak-Konika, sebagai bisnis pengkopi realitas yang tersebar dalam studio foto komersial.
Kedua, tidak ada kebutuhan untuk "memperumit" praktik fotografi yang sudah berjalan. Media massa cetak tidak mempunyai tuntutan lebih dari fungsi dokumentatif yang cenderung tidak bermasalah secara politis. Dari sini sebenarnya menarik untuk melihat fakta bahwa dalam periode pemerintahan militer Soeharto (1966-1998) yang banyak melakukan pembatasan kebebasan berekspresi, tidak pernah tercatat sensor terhadap foto atau media cetak ditutup karena publikasi salah satu fotonya, kecuali dengan alasan pornografi. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu parameter mandeknya fotografi sebagai medium ekspresi, plus ketidakacuhannya pada kondisi masyarakatnya.
Ketiga, kalaupun ada fotografer yang berkarya di luar kejamakan, saat mereka tidak mau lagi berfungsi sebagai "tukang potret", tidak ada infrastruktur yang mendukung mereka. Mereka akan kesulitan untuk memublikasikan atau memamerkan karya mereka. Sampai awal 1990, fotografi Indonesia belum mendapatkan momentum untuk berkembang lebih jauh dari apa yang sudah dijalaninya selama 150 tahun.
Momentum tersebut perlahan terbangun saat Institut Kesenian Jakarta, yang berdiri sejak tahun 1971, membuka Departemen Fotografinya tahun 1992. Pada tahun yang sama, kantor berita Antara mendirikan Galeri Foto Jurnalistik Antara, galeri pertama yang mengkhususkan diri pada foto jurnalistik. Dua tahun kemudian, Institut Seni Indonesia di Yogyakarta juga membuka Departemen Fotografi. Lewat tiga institusi inilah untuk pertama kalinya, fotografi Indonesia menemukan ruang berkembang yang konsisten, terstruktur dan sistematis, di luar praktik keseharian. Mereka memberi tempat pada minat, untuk berkembang.
Pada saat yang sama mereka juga mulai membangun apresiasi publik untuk menyadari bahwa fotografi bukan sekadar "you press the button, we do the rest". Momentum ini memuncak pada reformasi politik 1998. Atmosfer kebebasan pada saat itu mendorong para fotografer menyampaikan pendapat visual mereka dalam berbagai pameran. Dan publik pun mendapat suguhan pilihan representasi visual di luar media massa. Pameran foto menjadi acara kebudayaan yang populer, begitu pula identitas sebagai fotografer. Momentum ini juga didukung dengan bermunculannya galeri foto, organisasi fotografi, dan agensi foto.
Mulai yakin
Dengan dukungan momentum dan infrastruktur di atas, generasi terbaru fotografi Indonesia mulai yakin untuk mengembangkan minat dan gaya di luar kejamakan di atas. Mereka masuk lebih dalam pada subyek yang mereka garap, atau menjadikan pengalaman personal sebagai karya otobiografis. Mereka tidak lagi khawatir bahwa karya tersebut tidak mendapatkan ruang apresiasi. Di samping itu, berbagai peristiwa sosial politik besar dan bencana alam datang silih berganti, menjadi tambahan momentum yang menuntut para fotografer untuk bersikap dan mengekspresikannya dalam bentuk-bentuk yang baru. Bersamaan dengan ini, diskusi aspek nonteknis fotografi berkembang di media massa cetak, katalog pameran, majalah, dan seminar.
Sampai di sini, bisakah kita melacak perkembangan artistik fotografi di Indonesia? Bisakah kita menarik kaitan antara perkembangan fotografi kolonial, semasa revolusi, dengan praktik kontemporer medium ini? Dalam konteks ini, perkembangan fotografi Indonesia sejak kedatangan kamera di wilayah ini 166 tahun yang lalu masih sulit dilacak dan dipaparkan secara sistematis dan komprehensif. Pertimbangan-pertimbangan estetis dari ekspresi estetis setiap individu fotografer tampak tidak berakar dari para fotografer sebelumnya. Kita sulit melacak, misalnya, pengaruh Mendur dan Umbas bersaudara pada para fotografer jurnalistik sekarang. Apalagi pengaruh fotografer dan studio foto pada masa kolonial pada perkembangan artisitik fotografi sekarang.
Pengenalan medium ini di Indonesia, disertai dengan formalisasi tradisi visual Barat yang diadopsi oleh fotografi sebagai teknologi yang juga Barat, menjadi salah satu faktor kesulitan utama mendapatkan bentuk fotografi yang khas Indonesia. Padahal asumsinya kalau fotografi punya keterikatan mutlak dengan realitas dalam arti yang paling harfiah, setiap kondisi geografis dan cuaca tertentu pasti membentuk bangunan estetisnya sendiri. Tapi kenyataannya, problem teknis terus menyertai perkembangan fotografi di wilayah ini, di mana para fotografer harus terus berusaha menyelesaikan kendala-kendala teknis teknologi rekam Barat ini dengan udara dan cuaca tropis.
Pengaruh artistik studio foto komersial dari zaman kolonial yang masih tampak jejaknya adalah backdrop pemandangan alam atau kota yang indah dan romantis. Fotografi jurnalistik, alih-alih meneruskan tradisi Mendur dan Umbas bersaudara, malah masuk dalam referensi artistik World Press Photo. Sedangkan perkembangan di luar itu, yang baru berlangsung 10-15 tahun terakhir, adalah jangka waktu yang terlalu singkat untuk menarik kesimpulan. Simpul-simpul perkembangan yang ada, seperti sekolah dan galeri foto, walau setiap karakternya mulai dapat dirasakan, perjalannya masih harus diikuti lebih jauh.
Karya-karya mutakhir fotografi Indonesia yang sekarang kita lihat adalah hasil dari dialog medium ini dengan berbagai momentum yang menyertai perjalanan masyarakat di mana dia berada. Sebuah perjalanan pembebasan dari keterkungkungan fungsional (sambil terus berada di dalamnya), untuk ikut berbicara lebih banyak dalam perjalanan masyarakatnya (sambil tetap menjalankan fungsi praktisnya), untuk kemudian menciptakan momentumnya sendiri.
Mungkin sebaiknya kita tidak hanya bertanya apa yang dicapai fotografi Indonesia setelah lebih dari satu setengah abad kehadiran medium ini, tetapi juga mulai melihat keterlibatan fotografi dalam perkembangan masyarakat Indonesia modern.
Asal mula Fotografi
Asal mula Fotografi
Fotografi berasal dari bahasa Inggris photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu"Fos" Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
Sejarah fotografi
Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan:
Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826.
Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839
Citra berwarna yang pertama, Maxwell, 1861
Foto berwarna yang pertama dibuat oleh Louis Ducos du Hauron pada tahun 1877.
High speed photography, Muybridge, 1878
Citra hasil pemindaian komputer digital, 1957
• 1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.[1]
• 1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama,[1] yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
• 1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
• 1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.
• 1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
• 1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
• 1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
• 1854 – André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card)
• 1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
• 1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
• 1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
• 1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
• 1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
• 1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
• 1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
• 1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
• 1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
• 1895 – Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.
• 1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
• 1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
• 1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.
• 1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
• 1907 – Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
• 1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
• 1913 – Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial, ditemukan.
• 1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
• 1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
• 1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
• 1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
• 1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
• 1934 – The 135 film cartridge was introduced, making 35mm easy to use.
• 1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
• 1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
• 1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
• 1939 – Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
• 1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
• 1942 – Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama.
• 1947 – Dennis Gabor menemukan holography.
• 1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
• 1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
• 1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
• 1952 – Era 3-D film dimulai.
• 1954 – Leica M diperkenalkan.
• 1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.
• 1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST). [2]
• 1959 – Nikon F diperkenalkan.
• 1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
• 1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.
• 1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
• 1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
• 1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
• 1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
• 2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
• 2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
• 2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
• 2009 - Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.[2]
Jenis Kamera
• (en:Camera obscura)
• (en:Analog camera) Kamera analog
• (en:Box camera)
• (en:Brownie camera) Kamera Brownie
• (en:Cinématographe)
• (en:Digital camera) Kamera digital
• (en:Folding camera) Kamera folding
• (en:Instant image camera)
• (en:Kinetoscopic camera) Kamera kinetoskopis
• (en:Large format camera) Kamera format besar
• (en:Lomo camera)
• (en:Mammoth camera)
• (en:Medium format camera) Kamera format medium
• (en:Pocket camera) Kamera saku
• (en:Point&Shoot camera)
• (en:Prosumer camera)
• (en:Rapatronic camera)
• (en:Rotating camera)
• (en:Single lens reflex (SLR) camera) Kamera SLR
• (en:Stereo camera)
• (en:Twin lens reflex (TLR) camera)
• (en:View camera)
Tokoh fotografi
Albert Bierstadt * Alex Mendur * Alfred Stieglitz * André Adolphe Eugène Disdéri * Andreas Darwis Triadi * Angelo Sala * Ansel Easton Adams * Art Wolfe * Arthur Korn * Brett Weston * Charles Babbage * Charles Mees * Charlie Waite * David Doubilet * Dennis Gabor * Dorothea Lange * Eadweard Muybridge * Edward Bausch * Edward Weston * Étienne Jules Marey * Eugene Smith * Erich Salomon * Ernest Hoff * Ernst Haas * Frans Lanting * Frans Sumarto Mendur * Galen Rowell * Gemma Fricius * George D. Lepp * George Eastman * Giambattista della Porta * Hannah Hoch * Hannibal Goodwin * Harold Edgerton * Henry Cartier Bresson * Henry J. Newton * Humphrey Davy * Imogen Cunningham * John Shaw * John Mullin * Johann Heinrich Schulse * Jonas Ferdinand Gabriel Lippmann * Joseph Nicéphore Niépce * Kassian Cephas * Konrad Zuse * Louis Ducos du Hauron * Louis-Jacques-Mandé Daguerre * Lewis W. Hine * Max Ernst * Raoul Hausmann * Redika Yudha Kurniadi * Richard Maddox * Robert Frank * Russell Kirsch * Silvester Adi Surya * Thomas Alva Edison * Thomas Moran * Thomas Wedgwood * Tim Flach * Willard Van Dyke * William Albert Allard * William Henry Fox Talbot * Yasujiro Niwa * Yevgeny Khaldei
Referensi
1. The First Photograph - Heliography. Diakses pada 29 September 2009 Kutipan: from Helmut Gernsheim's article, "The 150th Anniversary of Photography," in History of Photography, Vol. I, No. 1, January 1977: ... In 1822, Niépce coated a glass plate ... The sunlight passing through ... This first permanent example ... was destroyed ... some years later.
Fotografi berasal dari bahasa Inggris photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu"Fos" Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
Sejarah fotografi
Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan:
Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826.
Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839
Citra berwarna yang pertama, Maxwell, 1861
Foto berwarna yang pertama dibuat oleh Louis Ducos du Hauron pada tahun 1877.
High speed photography, Muybridge, 1878
Citra hasil pemindaian komputer digital, 1957
• 1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.[1]
• 1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama,[1] yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
• 1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
• 1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.
• 1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
• 1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
• 1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
• 1854 – André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card)
• 1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
• 1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
• 1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
• 1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
• 1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
• 1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
• 1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
• 1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
• 1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
• 1895 – Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.
• 1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
• 1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
• 1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.
• 1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
• 1907 – Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
• 1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
• 1913 – Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial, ditemukan.
• 1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
• 1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
• 1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
• 1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
• 1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
• 1934 – The 135 film cartridge was introduced, making 35mm easy to use.
• 1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
• 1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
• 1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
• 1939 – Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
• 1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
• 1942 – Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama.
• 1947 – Dennis Gabor menemukan holography.
• 1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
• 1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
• 1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
• 1952 – Era 3-D film dimulai.
• 1954 – Leica M diperkenalkan.
• 1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.
• 1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST). [2]
• 1959 – Nikon F diperkenalkan.
• 1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
• 1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.
• 1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
• 1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
• 1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
• 1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
• 2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
• 2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
• 2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
• 2009 - Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.[2]
Jenis Kamera
• (en:Camera obscura)
• (en:Analog camera) Kamera analog
• (en:Box camera)
• (en:Brownie camera) Kamera Brownie
• (en:Cinématographe)
• (en:Digital camera) Kamera digital
• (en:Folding camera) Kamera folding
• (en:Instant image camera)
• (en:Kinetoscopic camera) Kamera kinetoskopis
• (en:Large format camera) Kamera format besar
• (en:Lomo camera)
• (en:Mammoth camera)
• (en:Medium format camera) Kamera format medium
• (en:Pocket camera) Kamera saku
• (en:Point&Shoot camera)
• (en:Prosumer camera)
• (en:Rapatronic camera)
• (en:Rotating camera)
• (en:Single lens reflex (SLR) camera) Kamera SLR
• (en:Stereo camera)
• (en:Twin lens reflex (TLR) camera)
• (en:View camera)
Tokoh fotografi
Albert Bierstadt * Alex Mendur * Alfred Stieglitz * André Adolphe Eugène Disdéri * Andreas Darwis Triadi * Angelo Sala * Ansel Easton Adams * Art Wolfe * Arthur Korn * Brett Weston * Charles Babbage * Charles Mees * Charlie Waite * David Doubilet * Dennis Gabor * Dorothea Lange * Eadweard Muybridge * Edward Bausch * Edward Weston * Étienne Jules Marey * Eugene Smith * Erich Salomon * Ernest Hoff * Ernst Haas * Frans Lanting * Frans Sumarto Mendur * Galen Rowell * Gemma Fricius * George D. Lepp * George Eastman * Giambattista della Porta * Hannah Hoch * Hannibal Goodwin * Harold Edgerton * Henry Cartier Bresson * Henry J. Newton * Humphrey Davy * Imogen Cunningham * John Shaw * John Mullin * Johann Heinrich Schulse * Jonas Ferdinand Gabriel Lippmann * Joseph Nicéphore Niépce * Kassian Cephas * Konrad Zuse * Louis Ducos du Hauron * Louis-Jacques-Mandé Daguerre * Lewis W. Hine * Max Ernst * Raoul Hausmann * Redika Yudha Kurniadi * Richard Maddox * Robert Frank * Russell Kirsch * Silvester Adi Surya * Thomas Alva Edison * Thomas Moran * Thomas Wedgwood * Tim Flach * Willard Van Dyke * William Albert Allard * William Henry Fox Talbot * Yasujiro Niwa * Yevgeny Khaldei
Referensi
1. The First Photograph - Heliography. Diakses pada 29 September 2009 Kutipan: from Helmut Gernsheim's article, "The 150th Anniversary of Photography," in History of Photography, Vol. I, No. 1, January 1977: ... In 1822, Niépce coated a glass plate ... The sunlight passing through ... This first permanent example ... was destroyed ... some years later.
Selasa, 23 Februari 2010
Sejarah singkat mengenai Teori Organisasi
Organisasi bukan hanya sekadar kumpulan orang dalam kelompok tertentu. Tetapi organisasi mempunyai dua atribut inti yakni sekumpulan orang dan sistem. Sistem adalah kesatuan nilai integral yang dianut dan dipatuhi untuk dijalani bersama agar mencapai tujuan bersama.
Belajar mengenai organisasi secara utuh bagi mahasiswa atau kalangan terpelajar laiannya; mulai dari hakikat dasar organisasi, struktur, desain hingga aplikasinya; rasanya kurang lengkap tanpa menyebut text book yang satu ini. Buku karangan ahli manajemen dan organisasi; Stephen P. Robbins. Staf pengajar di San Diego University ini sebenarnya telah menerbitkan buku dengan judul asli “Organizaion Theory; Structure, Design & Application” semenjak tahun 1983. Pertama kali terbitan Prentice Hall. Akan tetapi baru tahun 1994 oleh penerbit Arcan Jakarta diterjemahkan oleh Jusuf Udaya, dengan judul dalam bahasa Indonesia; Teori Organisasi; Struktur, Desain dan Aplikasi.
Disajikan dalam 4 bab utama. Bab pertama menyajikan cerita di balik pengertian organisasi. Selanjutnya membahas apa penyebab struktur atau kata lainnya adalah skema. Di bab 3 dipaparkan mengenai konsep desain atau bagaimana merancang organisasi. Dan yang terakhir diceriterakan masalah kontemporer seputar organisasi dan permasalahannya. Misalnya komunikasi sampai konflik organisasi.
Organsasi menurut penulis lebih banyak dikaji secara ilmu administratif. Itulah awal mula pembahasan organisasi menurut penulis. Walaupun saat ini, apalagi memasuki era globalisasi dan teknologi informasi, organisasi bukan hanya dikaji dalam takaran ilmu administratif tetapi telah menjangkau semua lini pembelajaran dan lintas ilmu. Stephen memulai penggambaran organisasi dengan sebuah cerita. Yang diberi judul “Celestical Seasoning”. Ia bercerita mengenai sepasang suami istri yang pada tahun 1971 di Amerika Serikat memulai berjualan obat-obatan dari tanaman. Diracik sendiri. Sepasang suami istri tersebut bernama Mio Siegel dan John. Dari mulai bisnis yang ditangani sendiri, hingga ternyata berkembang pesat. Tak pelak membutuhkan bukan beberapa orang tambahan pekerja, tetapi struktur yang jelas mengenai pembagian kerja. Dari situlah dikenalkan bagaimana organisasi terbentuk dan apa hakikat organisasi.
Seperti telah dipaparkan tadi bahwa organisasi terbentuk atas dua komponen utama, yakni orang dan sistem. Dua hal yang saling terikat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penulis menyebut teori organisasi berbeda dengan ‘Perilaku Organisasi’ (PO). PO lebih menekankan pada bahasan perilaku dan interaksi orang-orang di dalamnya secara mikro. Stephen tak lupa merangkum teori awal organisasi dan perkembangannya. Mulai dari ‘sistem tertutup’ yang dianut organisasi pada abad 18-19, manajemen audit, cerita mengenai F. Taylor hingga Miles & Soagan. Stephen bukan hanya memaparkan teori struktur organisasi yang dikemukakan oleh Mintzberg (Sederhana, Birokrasi Profesional, Mesin Birokrasi, Divisi dan Adokrasi), tetapi juga mengemukakan bahasan baru. Ada 3 jenis struktur yang utama, yakni sentralisasi, formalitas dan kompleksitas. 3 variabel tersebut yang menjadi pembeda. Dikatakan pula bahwa penyebab terjadinya struktur dalam perspektif industrialisasi bermula dari proses industri, kemudian menjadi strategi dan berakhir pada pembuatan struktur organisasi. Jika dikaitkan dengan perkembangan ilmu yang lebih relevan saat ini, maka istilah yang cukup mendekati untuk mewakili ‘strategi’ adalah ‘proses bisnis’.
Organisasi terus berkembang. Baik menuju perubahan maupun malah terpuruk. Terlepas dari itu semua, penulis membadi model perubahan organisasi menjadi dua jenis. Yakni model yang direncanakan dan yang terjadi begitu saja. Dalam perubahan itu pula; lebih tepat diistilahkan dengan perkembangan; ada konflik-konflik yang terjadi. Ada dua perspektif yang berbeda dalam memandang konflik. Yakni sebagai sebuah proses yang jelek, atau justru mengubahnya menjadi tantangan tersendiri yang harus diselesaikan. Berikut adalah bagan yang mencoba mewakili perkembangan organisasi menuju proses tumbuh. Dapat dianalogikan menjadi sebuah life cycle dari organisasi.
Secara umum, ada 5 tahap krisis yang dialamai organisasi. Dan semuanya bukan merupakan proses yang secara utuh harus ada dan berurutan. Tetapi bisa berulang dan berkurang. Teori perkembangan dalam bagan di atas sampai saat ini masih cukup relevan.
Belajar mengenai organisasi secara utuh bagi mahasiswa atau kalangan terpelajar laiannya; mulai dari hakikat dasar organisasi, struktur, desain hingga aplikasinya; rasanya kurang lengkap tanpa menyebut text book yang satu ini. Buku karangan ahli manajemen dan organisasi; Stephen P. Robbins. Staf pengajar di San Diego University ini sebenarnya telah menerbitkan buku dengan judul asli “Organizaion Theory; Structure, Design & Application” semenjak tahun 1983. Pertama kali terbitan Prentice Hall. Akan tetapi baru tahun 1994 oleh penerbit Arcan Jakarta diterjemahkan oleh Jusuf Udaya, dengan judul dalam bahasa Indonesia; Teori Organisasi; Struktur, Desain dan Aplikasi.
Disajikan dalam 4 bab utama. Bab pertama menyajikan cerita di balik pengertian organisasi. Selanjutnya membahas apa penyebab struktur atau kata lainnya adalah skema. Di bab 3 dipaparkan mengenai konsep desain atau bagaimana merancang organisasi. Dan yang terakhir diceriterakan masalah kontemporer seputar organisasi dan permasalahannya. Misalnya komunikasi sampai konflik organisasi.
Organsasi menurut penulis lebih banyak dikaji secara ilmu administratif. Itulah awal mula pembahasan organisasi menurut penulis. Walaupun saat ini, apalagi memasuki era globalisasi dan teknologi informasi, organisasi bukan hanya dikaji dalam takaran ilmu administratif tetapi telah menjangkau semua lini pembelajaran dan lintas ilmu. Stephen memulai penggambaran organisasi dengan sebuah cerita. Yang diberi judul “Celestical Seasoning”. Ia bercerita mengenai sepasang suami istri yang pada tahun 1971 di Amerika Serikat memulai berjualan obat-obatan dari tanaman. Diracik sendiri. Sepasang suami istri tersebut bernama Mio Siegel dan John. Dari mulai bisnis yang ditangani sendiri, hingga ternyata berkembang pesat. Tak pelak membutuhkan bukan beberapa orang tambahan pekerja, tetapi struktur yang jelas mengenai pembagian kerja. Dari situlah dikenalkan bagaimana organisasi terbentuk dan apa hakikat organisasi.
Seperti telah dipaparkan tadi bahwa organisasi terbentuk atas dua komponen utama, yakni orang dan sistem. Dua hal yang saling terikat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penulis menyebut teori organisasi berbeda dengan ‘Perilaku Organisasi’ (PO). PO lebih menekankan pada bahasan perilaku dan interaksi orang-orang di dalamnya secara mikro. Stephen tak lupa merangkum teori awal organisasi dan perkembangannya. Mulai dari ‘sistem tertutup’ yang dianut organisasi pada abad 18-19, manajemen audit, cerita mengenai F. Taylor hingga Miles & Soagan. Stephen bukan hanya memaparkan teori struktur organisasi yang dikemukakan oleh Mintzberg (Sederhana, Birokrasi Profesional, Mesin Birokrasi, Divisi dan Adokrasi), tetapi juga mengemukakan bahasan baru. Ada 3 jenis struktur yang utama, yakni sentralisasi, formalitas dan kompleksitas. 3 variabel tersebut yang menjadi pembeda. Dikatakan pula bahwa penyebab terjadinya struktur dalam perspektif industrialisasi bermula dari proses industri, kemudian menjadi strategi dan berakhir pada pembuatan struktur organisasi. Jika dikaitkan dengan perkembangan ilmu yang lebih relevan saat ini, maka istilah yang cukup mendekati untuk mewakili ‘strategi’ adalah ‘proses bisnis’.
Organisasi terus berkembang. Baik menuju perubahan maupun malah terpuruk. Terlepas dari itu semua, penulis membadi model perubahan organisasi menjadi dua jenis. Yakni model yang direncanakan dan yang terjadi begitu saja. Dalam perubahan itu pula; lebih tepat diistilahkan dengan perkembangan; ada konflik-konflik yang terjadi. Ada dua perspektif yang berbeda dalam memandang konflik. Yakni sebagai sebuah proses yang jelek, atau justru mengubahnya menjadi tantangan tersendiri yang harus diselesaikan. Berikut adalah bagan yang mencoba mewakili perkembangan organisasi menuju proses tumbuh. Dapat dianalogikan menjadi sebuah life cycle dari organisasi.
Secara umum, ada 5 tahap krisis yang dialamai organisasi. Dan semuanya bukan merupakan proses yang secara utuh harus ada dan berurutan. Tetapi bisa berulang dan berkurang. Teori perkembangan dalam bagan di atas sampai saat ini masih cukup relevan.
Komunikasi Dalam Suatu Organisasi
Pengertian Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal. Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:
Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal untuk mencapai tujuannya.
1. Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui interaksi antar individu.
Pembentukan Kelompok
Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada
1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik
dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan.
Teori ini memfokuskan pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari
awal pembentukan kelompok hingga proyek selesai.
Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu adjourning dan transforming
untuk melengkapi teori ini.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok
cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka
belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk
merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.
Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas
yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus
merka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan
seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan
mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.
Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa
kelompok yang mandek pada tahap ini.
Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa
saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok
harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung
jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan
yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan.
Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring
dengan mereka melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok.
Tahap 4 – Performing
Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan
lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota
kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam
berkomunikasi.
Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak
diambil oleh kelompok.
Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan
diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami
perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada
perubahan anggota kelompok.
Keunggulan dari teori ini adalah menjadi suatu pedoman dalam pembentukan suatu
kelompok. Sementara itu keterbatasannya antara lain:
• Model ini didesain untuk menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok
dengan ukuran kecil
• Pada kenyataannya, proses kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori
Tuckman, namun lebih bersifat siklus.
• Karakteristik tiap tahap tidak selalu saklek seperti itu. Karena model ini
berkaitan dengan perilaku manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah
kelompok berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi
tumpang tindih antar tahap tersebut.
• Model ini tidak memperhitungkan peranan yang harus diambil individu dalam
kelompok
• Tidak ada pedoman mengenai jangka waktu mengenai perpindahan dari satu
tahap ke tahap lainnya.
(Sumber: Wikipedia, 12MANAGE, The Team Building Company)
*Aspek Kepemimpinan
Hanya sebagian kecil dari pemimpin sukses mencapai keberhasilan besar melalui keberuntungan dan kesempatan. Berdasarkan suatu data statistik, banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail dan merupakan prinsip-prinsip yang telah diujicobakan. Sedangkan manajer “biasa”, tanpa mengecilkan usaha mereka dalam menjalankan sistem kepemimpinan lain yang cukup beragam, pada kenyataannya tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin sejati.
Hukum 1 – Pemimpin memiliki visi.
Visi adalah kunci untuk memahami kepemimpinan. Seorang pemimpin sejati tidak pernah kehilangan kemampuan seperti yang dimiliki anak-anak: berimajinasi/ bermimpi. Dan ini mereka ujudkan dalam bentuk visi; yaitu impian tentang masa depan; atau seperti melihat sebuah lukisan besar yang mana pemimpin itu sendiri ikut melukis suatu bagiannya. Dengan demikian, visi menjadi sebuah tantangan dunia bagi setiap pemimpin untuk membuat jejak langkah di sana, melalui kekuatan ide, kepribadian, nilai-nilai diri, dan harapan. Bagi kepemimpinan dan pengikutnya, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan dan memotivasi orang daripada visi untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa. Maka, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk meraih tujuan yang diminati oleh sebagian besar kelompok tersebut. Di lain pihak, tujuan tersebut menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu, visi bersama haruslah menjadi perasaan yang komperehensif tentang posisi, arah, dan cara hidup untuk meraih tujuan, dan apa yang akan dilakukan ketika tujuan itu teraih. Visi seperti api ungun di perkemahan, dimana orang-orang berkumpul mengelilinginya karena cahaya, energi, kehangatan, dan kebersamaan. Meski visi adalah impian, namun visi harus fokus dan khas. Visi yang terlalu luas akan membuat pemimpin seolah-olah berada di awang-awang dan kehilangan keberanian untuk mencoba. Visi anda harus berpijak pada kenyataan sehingga tujuan bisa diraih dengan sukses dan tidak mematahkan semangat anda dan orang-orang di sekitar anda.
Hukum 2 – Pemimpin memiliki disiplin.
Di dunia ini berlaku hukum tak tertulis, apakah kita akan mendisiplinkan diri sendiri atau yang akan didisiplinkan oleh orang lain. Keberhasilan yang berlangsung terus menerus tidak bisa diraih tanpa disiplin, ketekunan, dan usaha. Disiplin merupakan mandat bagi pemimpin untuk meraih tujuan dan visi-visinya. Salah satu kesalahan besar generasi kita adalah tidak terlalu menghargai pentingnya kedisiplinan. Banyak orang terpengaruh oleh budaya superfisial yang cenderung menolak segala bentuk pengekangan, dan mengikuti dorongan alami diri kita untuk bersikap santai. Kita dengan mudah melupakan fakta bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak mungkin diraih tanpa disiplin. Sangat sering terjadi seorang pemimpin meraih sukses pada tingkat tertentu, dan kemudian berhenti dan kehilangan semangat bertarung. Mereka harus kembali pada titik start mereka. Ini dikarenakan mereka kehilangan milik mereka yang berharga, yaitu, kedisiplinan diri.
Hukum 3 – Pemimpin memiliki kebijaksanaan.
Pengetahuan dapat diingat, sedangkan kebijaksanaan menembus batas-batas fisik. Kebijaksanaan adalah sesuatu yang memudahkan kita untuk menggunakan pengetahuan secara benar. Kita hidup di jaman ledakan pengetahuan. Berbagai studi memperlihatkan bahwa setengah dari pengetahuan manusia telah ditemukan satu dekade yang lalu dan seterusnya. Lebih lanjut, pengetahuan kita akan berlipat ganda pada dekade terakhir.
Pemimpin yang efektif selalu mengembangkan pengetahuannya dengan membaca.Mereka mengumpulkan fakta yang diperlukan sehingga tidak terbatasi dirinya dalam mengambil keputusan. Dengan berpengetahuan, seorang pemimpin tidak takut, ragu-ragu, atau khawatir dalam menyelesaikan pekerjaan, dan terbatu untuk mengatasi banyak masalah, sekaligus merupakan alat untuk berproses. Kebijaksanaan adalah bagaimana menggunakan pengetahuan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya, dan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan pendapat. Seorang pemimpin yang efektif memiliki penglihatan kebijaksanaan bukan dari matanya, namun dari dalam dirinya. Kebijaksanaan menuntun diri seorang pemimpin untuk mengenali suatu masalah terlebih dahulu sebelum masalah itu terlanjur menjadi besar.
Hukum 4 – Pemimpin memiliki keberanian.
Keberanian seringkali diungkapkan dengan istilah yang berbeda-beda. Ada yang menyatakannya dalam istilah: kegagahan, kepahlawanan, kecerdikan. Tetapi apapun namanya, keberanian tidak pernah dapat didefinisikan. Keberanian adalah suatu jalan untuk mengekspresikan kekuatan di dalam diri kita, inti dari pikiran kita untuk melawan semua keganjilan, peneguhan bagi kita untuk tetap bertahan pada posisi tersebut. Tingginya gunung Himalaya menantang keberanian seorang pendaki. Kesulitan pekerjaan memotivasi seorang pemimpin, dan kebutuhan akan bersaing memberikan inspirasi bagi pemimpin. Kepemimpinan sejati adalah mengatakan “ya” untuk hidup, tidak menghindar ketika tugas memanggil. Keberanian adalah bertindak dalam ketakutan, bukan tanpa ketakutan. Keberanian adalah melakukan hal yang ditakutkan. Jika anda melakukan sesuatu tanpa takut, itu bukan keberanian. Kepemimpinan adalah perjuangan yang memerlukan keberanian. Memiliki keberanian berarti melakukan sesuatu yang diyakini benar, dan bersedia menanggung segala resikonya. Ada beberapa alasan untuk menciptakan keberanian: pemimpin sejati ingin hidup untuk sebuah alasan yang benar dan luhur. Pemimpin sejati sadar bahwa orang memperhitungkan mereka, organisasi dan tim mereka, bahkan keluarga mereka. Pemimpin sejati selalu menjaga visinya menyala dalam dirinya. Inilah yang menumbuhkan keberanian.
Hukum 5 – Pemimpin memiliki Kebersahajaan.
Kebersahajaan adalah karakter yang penting dalam kehidupan seorang pemimpin. Kebanyakan orang hanya memikirkan dirinya sendiri dan mengingkari bahwa keberhasilan yang mereka raih tak terlepas dari usaha orang lain. Kebersahajaan menghargai usaha-usaha orang lain. Itu pula mengapa kebersahajaan selalu dihargai orang lain pula. Kebersajahaan adalah sikap untuk tidak berpusat pada diri sendiri. Banyak frustasi, penderitaan, dan ketidakbahagiaan melanda seseorang karena mereka menjadikan diri mereka sebagai pusat kehidupan mereka. Mereka menuntut orang lain menghargai mereka dan menjadikannya sebagai motivasi hidup. Itu membuat hidup mereka sendiri di luar fokus.
Salah satu bukti kebesaran seorang pemimpin adalah semangat rendah hati. Seseorang yang rendah hati tidak dapat dijatuhkan atau dipuji setinggi langit. Mereka tidak akan mengambil sikap yang berbeda untuk menghadapi situasi-situasi yang berbeda seperti itu. Mereka mengerti apa yang harusdilakukan dan menjalankan pekerjaannya dengan baik, namun mereka tidak mengharapkan penghargaan untuk setiap perolehan yang mereka capai. Pemimpin yang bersahaja tidak memperdulikan siapa yang menghargai mereka. Bahkan mereka akan memberikan penghargaan mereka pada siapa pun tak peduli siapa yang melakukan pekerjaan baik itu. Sedangkan pemimpin yang tidak bersahaja, tidak bersikap rendah hati, menginginkan lebih banyak penghargaan. Bagi orang semacam ini penghargaan merupakan jaminan bagi nilai diri mereka. Memang secara alami, pemimpin cenderung bersikap arogan. Namun percayalah setiap orang selalu menilai diri kita. Kita selalu berada di dalam perubahan yang berlangsung terus-menerus, oleh karena itu pemimpin perlu menilai diri mereka secara terus-menerus pula.
Hukum 6 – Pemimpin adalah pembuat keputusan.
Seorang pemimpin adalah orang yang melakukan tindakan. Dan, untuk itu ia harus menguasai seni membuat keputusan. Pemimpin yang efektif bekerja secara konstan untuk mempermudah pengambilan keputusan.
Ada beberapa pedoman yang mereka pegang dalam mengambil keputusan.
• Pertama, mereka menjernihkan masalahnya terlebih dahulu. Mereka mengupas masalah hingga menjadi sederhana.
• Kedua, mereka mengumpulkan fakta. Mereka tidak terburu-buru mengambil keputusan sebelum mengumpulkan cukup fakta. Pemimpin yang baik membuat keputusan dengan cepat, oleh karena itu mereka harus memiliki fakta sebanyak mungkin. Mereka tidak mengandalkan asumsi. Bila masalah telah jernih dan fakta terkumpulkan, maka keputusan akan datang dengan sendirinya.
• Ketiga, mereka menghindari situasi yang menekan. Mereka tidak suka mengambil keputusan yang singkat. Cepat bukan berarti singkat. Oleh karena itu sekali membuat keputusan mereka tidak mudah untuk mengubah-ubahnya.
• Keempat, mereka memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Bagi mereka resiko bukan hanya sesuatu yang buruk, namun mungkin juga sesuatu yang baik. Oleh karena itumereka memperhitungkan nilai sebuah resiko.
• Kelima, mereka mempertimbangkan bagaimana keputusan yang mereka buat bisa mempengaruhi semua orang yang terlibat. Itu berarti mereka harus mengusahakan pemikiran dari anggota tim mereka.
• Keenam, mereka memikirkan dampak dari keputusan mereka hingga lima tahun ke muka, atau bahkan sepuluh tahun ke depan.
• Terakhir, mereka mempertanyakan apakah keputusan mereka legal atau tidak, bermoral atau tidak, etis atau tidak. Apakah keputusan itumembuat hati menjadi damai atau tidak.
Hukum 7 – Pemimpin mengembangkan persahabatan.
Pemimpin sejati tahu bahwa hidup ini selalu tergantung pada semangat dan bantuan orang lain. Tak ada seorang pun mampu melakukan semuanya sendiri. Mereka berupaya dengan sungguh-sungguh membangun persahabatan. Mereka menghargai teman. Bagi mereka, teman adalah pulau dimana mereka menemukan rasa aman, dan komunikasi dapat dilakukan tanpa suara. Namun demikian, pemimpin sejati tidak memanfaatkan teman demi kepentingan mereka sendiri. Persahabatan selalu dibangun di atas penghargaan yang setara. Untuk mendapatkan teman, pemimpin tidak berusaha membuat orang lain tertarik pada mereka, namun mereka menumbuhkan minat pada orang lain. Mereka memilih teman bukan dari apa yang dimiliki, melainkan dari siapa teman-teman mereka. Mereka pun mampu menghargai keberhasilan teman tanpa ada rasa iri dan cemburu.
Hukum 8 – Pemimpin itu melatih dan berdiplomasi.
Pemimpin yang sukses berusaha membantu orang lain sukses dalam pekerjaannya. Mereka senantiasa melatih bawahannya untuk bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Mereka mendorong orang lain mampu meraih tujuannya. Ini membuat orang-orang merasa nyaman dengan diri dan pekerjaan mereka. Kepemimpinan itu bukan sekedar mengetahui arah perjalanan pemimpin, melainkan juga bagaimana bisa bekerja dengan orang lain secara efektif. Dalam bekerja dengan orang lain, seorang pemimpin membutuhkan kehangatan, antusiasme, dan sesitivitas. Ini semua akan menumbuhkan loyalitas dari orang-orang. Membangun loyalitas semacam ini membutuhkan waktu yang lama. Loyalitas hanya diberikan oleh orang-orang pada pemimpinnya hanya bila mereka berpikir bahwa pemimpin itu cukup bernilai untuk mendapatkannya. Seorang bijak mengatakan, apa yang kita lakukan untuk diri kita sendiri akan mati bersama kita. Sedangkan apa yang kita lakukan untuk orang lain akan diingat oleh dunia dan abadi.
Hukum 9 – Pemimpin mengembangkan kemampuan eksekutif.
Para pemimpin yang sukses tahu bahwa mengembangkan ketrampilan kepemimpinan adalah usaha sepanjang hidup. Sebuah studi membuktikan bahwa hal yang membedakan seorang pemimpin dengan pengikutnya adalah bahwa para pemimpin mempunyai kapasitas untuk mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan mereka. Studi itu menemukan bahwa seorang pemimpin adalah juga seorang pelajar. Orang yang sukses adalah mereka yang punya disiplin untuk mengembangkan diri mereka. Mereka tidak statis. Mereka memiliki keberanian untuk menemukan hasil-hasil dalam jangka pendek. Bahkan mereka menyadari bahwa menjadi pemimpin adalah sesuatu dan proses yang harus terus-menerus dipelajari. Namun demikian, pemimpin mengembangkan gayanya sendiri. Ini dikarenakan mereka mempunyai visi dan tujuannya sendiri.
Ada beberapa saran untuk mengembangkan kemampuan eksekutif.
• Pertama, pelajarilah tehnik-tehnik pemimpin yang sukses. Perhatikan bagaimana mereka mengartikulasikan visi dan memberikan inspirasi bagi orang lain.
• Kedua, capailah keseimbangan hidup. Segala sesuatu ini adalah bagian dari hidup, karenanya lalui dengan penuh keseimbangan.
• Ketiga, jagalah kepercayaan diri.Ada saat-saat dimana seorang pemimpin meragukan diri mereka sendiri, namun pemimpin yang berhasil selalu menjaga kepercayaan diri mereka. Keempat, asahlah kreativitas. Selalulah bertanya pada diri sendiri, bagaimana kita bisa melakukan hal yang lebih baik.
• Terakhir, motivasilah diri sendiri. Ini adalah kunci keberhasilan. Pemimpin selalu memotivasi diri untuk membuat tindakan positif dan berorientasi pada tujuan.
Hukum 10 – Pemimpin memiliki kekuatan inspiratif.
Beda seorang pemimpin yang sukses dengan pemimpin lainnya, adalah kemampuan untuk membangkitkan inspirasi bagi anak buahnya. Kunci menumbuhkan inspirasi adalah dengan bersikap antusias. Antusiasme selalu menarik perhatian orang lain dan menjaring pengikut, serta menciptakan kesenangan. Karenanya, pemimpin selalu adalah orang-orang yang antusias. Antusiasme ditunjukkan melalui usaha keras, tidak menyerah sampai meraih sukses, dan menikmati setiap pekerjaan yang dilakukan. Dalam upaya menumbuhkan inspirasi bagi pengikut, pemimpin bertidak sebagai figur yang diteladani. Namun, jangan campuradukkan kepemimpinan dengan keinginan untuk dihormati. Kepemimpinan justru menarik orang untuk membuat komitmen yang paling tinggi dan memungkinkan mereka untuk bersaing.
* Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (“Protokol”)
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, email dan media lainnya
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
* Organisasi
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.
Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.
Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan , dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.
Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal untuk mencapai tujuannya.
1. Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui interaksi antar individu.
Pembentukan Kelompok
Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada
1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik
dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan.
Teori ini memfokuskan pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari
awal pembentukan kelompok hingga proyek selesai.
Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu adjourning dan transforming
untuk melengkapi teori ini.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok
cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka
belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk
merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.
Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas
yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus
merka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan
seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan
mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.
Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa
kelompok yang mandek pada tahap ini.
Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa
saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok
harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung
jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan
yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan.
Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring
dengan mereka melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok.
Tahap 4 – Performing
Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan
lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota
kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam
berkomunikasi.
Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak
diambil oleh kelompok.
Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan
diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami
perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada
perubahan anggota kelompok.
Keunggulan dari teori ini adalah menjadi suatu pedoman dalam pembentukan suatu
kelompok. Sementara itu keterbatasannya antara lain:
• Model ini didesain untuk menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok
dengan ukuran kecil
• Pada kenyataannya, proses kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori
Tuckman, namun lebih bersifat siklus.
• Karakteristik tiap tahap tidak selalu saklek seperti itu. Karena model ini
berkaitan dengan perilaku manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah
kelompok berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi
tumpang tindih antar tahap tersebut.
• Model ini tidak memperhitungkan peranan yang harus diambil individu dalam
kelompok
• Tidak ada pedoman mengenai jangka waktu mengenai perpindahan dari satu
tahap ke tahap lainnya.
(Sumber: Wikipedia, 12MANAGE, The Team Building Company)
*Aspek Kepemimpinan
Hanya sebagian kecil dari pemimpin sukses mencapai keberhasilan besar melalui keberuntungan dan kesempatan. Berdasarkan suatu data statistik, banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail dan merupakan prinsip-prinsip yang telah diujicobakan. Sedangkan manajer “biasa”, tanpa mengecilkan usaha mereka dalam menjalankan sistem kepemimpinan lain yang cukup beragam, pada kenyataannya tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin sejati.
Hukum 1 – Pemimpin memiliki visi.
Visi adalah kunci untuk memahami kepemimpinan. Seorang pemimpin sejati tidak pernah kehilangan kemampuan seperti yang dimiliki anak-anak: berimajinasi/ bermimpi. Dan ini mereka ujudkan dalam bentuk visi; yaitu impian tentang masa depan; atau seperti melihat sebuah lukisan besar yang mana pemimpin itu sendiri ikut melukis suatu bagiannya. Dengan demikian, visi menjadi sebuah tantangan dunia bagi setiap pemimpin untuk membuat jejak langkah di sana, melalui kekuatan ide, kepribadian, nilai-nilai diri, dan harapan. Bagi kepemimpinan dan pengikutnya, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan dan memotivasi orang daripada visi untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa. Maka, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk meraih tujuan yang diminati oleh sebagian besar kelompok tersebut. Di lain pihak, tujuan tersebut menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu, visi bersama haruslah menjadi perasaan yang komperehensif tentang posisi, arah, dan cara hidup untuk meraih tujuan, dan apa yang akan dilakukan ketika tujuan itu teraih. Visi seperti api ungun di perkemahan, dimana orang-orang berkumpul mengelilinginya karena cahaya, energi, kehangatan, dan kebersamaan. Meski visi adalah impian, namun visi harus fokus dan khas. Visi yang terlalu luas akan membuat pemimpin seolah-olah berada di awang-awang dan kehilangan keberanian untuk mencoba. Visi anda harus berpijak pada kenyataan sehingga tujuan bisa diraih dengan sukses dan tidak mematahkan semangat anda dan orang-orang di sekitar anda.
Hukum 2 – Pemimpin memiliki disiplin.
Di dunia ini berlaku hukum tak tertulis, apakah kita akan mendisiplinkan diri sendiri atau yang akan didisiplinkan oleh orang lain. Keberhasilan yang berlangsung terus menerus tidak bisa diraih tanpa disiplin, ketekunan, dan usaha. Disiplin merupakan mandat bagi pemimpin untuk meraih tujuan dan visi-visinya. Salah satu kesalahan besar generasi kita adalah tidak terlalu menghargai pentingnya kedisiplinan. Banyak orang terpengaruh oleh budaya superfisial yang cenderung menolak segala bentuk pengekangan, dan mengikuti dorongan alami diri kita untuk bersikap santai. Kita dengan mudah melupakan fakta bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak mungkin diraih tanpa disiplin. Sangat sering terjadi seorang pemimpin meraih sukses pada tingkat tertentu, dan kemudian berhenti dan kehilangan semangat bertarung. Mereka harus kembali pada titik start mereka. Ini dikarenakan mereka kehilangan milik mereka yang berharga, yaitu, kedisiplinan diri.
Hukum 3 – Pemimpin memiliki kebijaksanaan.
Pengetahuan dapat diingat, sedangkan kebijaksanaan menembus batas-batas fisik. Kebijaksanaan adalah sesuatu yang memudahkan kita untuk menggunakan pengetahuan secara benar. Kita hidup di jaman ledakan pengetahuan. Berbagai studi memperlihatkan bahwa setengah dari pengetahuan manusia telah ditemukan satu dekade yang lalu dan seterusnya. Lebih lanjut, pengetahuan kita akan berlipat ganda pada dekade terakhir.
Pemimpin yang efektif selalu mengembangkan pengetahuannya dengan membaca.Mereka mengumpulkan fakta yang diperlukan sehingga tidak terbatasi dirinya dalam mengambil keputusan. Dengan berpengetahuan, seorang pemimpin tidak takut, ragu-ragu, atau khawatir dalam menyelesaikan pekerjaan, dan terbatu untuk mengatasi banyak masalah, sekaligus merupakan alat untuk berproses. Kebijaksanaan adalah bagaimana menggunakan pengetahuan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya, dan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan pendapat. Seorang pemimpin yang efektif memiliki penglihatan kebijaksanaan bukan dari matanya, namun dari dalam dirinya. Kebijaksanaan menuntun diri seorang pemimpin untuk mengenali suatu masalah terlebih dahulu sebelum masalah itu terlanjur menjadi besar.
Hukum 4 – Pemimpin memiliki keberanian.
Keberanian seringkali diungkapkan dengan istilah yang berbeda-beda. Ada yang menyatakannya dalam istilah: kegagahan, kepahlawanan, kecerdikan. Tetapi apapun namanya, keberanian tidak pernah dapat didefinisikan. Keberanian adalah suatu jalan untuk mengekspresikan kekuatan di dalam diri kita, inti dari pikiran kita untuk melawan semua keganjilan, peneguhan bagi kita untuk tetap bertahan pada posisi tersebut. Tingginya gunung Himalaya menantang keberanian seorang pendaki. Kesulitan pekerjaan memotivasi seorang pemimpin, dan kebutuhan akan bersaing memberikan inspirasi bagi pemimpin. Kepemimpinan sejati adalah mengatakan “ya” untuk hidup, tidak menghindar ketika tugas memanggil. Keberanian adalah bertindak dalam ketakutan, bukan tanpa ketakutan. Keberanian adalah melakukan hal yang ditakutkan. Jika anda melakukan sesuatu tanpa takut, itu bukan keberanian. Kepemimpinan adalah perjuangan yang memerlukan keberanian. Memiliki keberanian berarti melakukan sesuatu yang diyakini benar, dan bersedia menanggung segala resikonya. Ada beberapa alasan untuk menciptakan keberanian: pemimpin sejati ingin hidup untuk sebuah alasan yang benar dan luhur. Pemimpin sejati sadar bahwa orang memperhitungkan mereka, organisasi dan tim mereka, bahkan keluarga mereka. Pemimpin sejati selalu menjaga visinya menyala dalam dirinya. Inilah yang menumbuhkan keberanian.
Hukum 5 – Pemimpin memiliki Kebersahajaan.
Kebersahajaan adalah karakter yang penting dalam kehidupan seorang pemimpin. Kebanyakan orang hanya memikirkan dirinya sendiri dan mengingkari bahwa keberhasilan yang mereka raih tak terlepas dari usaha orang lain. Kebersahajaan menghargai usaha-usaha orang lain. Itu pula mengapa kebersahajaan selalu dihargai orang lain pula. Kebersajahaan adalah sikap untuk tidak berpusat pada diri sendiri. Banyak frustasi, penderitaan, dan ketidakbahagiaan melanda seseorang karena mereka menjadikan diri mereka sebagai pusat kehidupan mereka. Mereka menuntut orang lain menghargai mereka dan menjadikannya sebagai motivasi hidup. Itu membuat hidup mereka sendiri di luar fokus.
Salah satu bukti kebesaran seorang pemimpin adalah semangat rendah hati. Seseorang yang rendah hati tidak dapat dijatuhkan atau dipuji setinggi langit. Mereka tidak akan mengambil sikap yang berbeda untuk menghadapi situasi-situasi yang berbeda seperti itu. Mereka mengerti apa yang harusdilakukan dan menjalankan pekerjaannya dengan baik, namun mereka tidak mengharapkan penghargaan untuk setiap perolehan yang mereka capai. Pemimpin yang bersahaja tidak memperdulikan siapa yang menghargai mereka. Bahkan mereka akan memberikan penghargaan mereka pada siapa pun tak peduli siapa yang melakukan pekerjaan baik itu. Sedangkan pemimpin yang tidak bersahaja, tidak bersikap rendah hati, menginginkan lebih banyak penghargaan. Bagi orang semacam ini penghargaan merupakan jaminan bagi nilai diri mereka. Memang secara alami, pemimpin cenderung bersikap arogan. Namun percayalah setiap orang selalu menilai diri kita. Kita selalu berada di dalam perubahan yang berlangsung terus-menerus, oleh karena itu pemimpin perlu menilai diri mereka secara terus-menerus pula.
Hukum 6 – Pemimpin adalah pembuat keputusan.
Seorang pemimpin adalah orang yang melakukan tindakan. Dan, untuk itu ia harus menguasai seni membuat keputusan. Pemimpin yang efektif bekerja secara konstan untuk mempermudah pengambilan keputusan.
Ada beberapa pedoman yang mereka pegang dalam mengambil keputusan.
• Pertama, mereka menjernihkan masalahnya terlebih dahulu. Mereka mengupas masalah hingga menjadi sederhana.
• Kedua, mereka mengumpulkan fakta. Mereka tidak terburu-buru mengambil keputusan sebelum mengumpulkan cukup fakta. Pemimpin yang baik membuat keputusan dengan cepat, oleh karena itu mereka harus memiliki fakta sebanyak mungkin. Mereka tidak mengandalkan asumsi. Bila masalah telah jernih dan fakta terkumpulkan, maka keputusan akan datang dengan sendirinya.
• Ketiga, mereka menghindari situasi yang menekan. Mereka tidak suka mengambil keputusan yang singkat. Cepat bukan berarti singkat. Oleh karena itu sekali membuat keputusan mereka tidak mudah untuk mengubah-ubahnya.
• Keempat, mereka memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Bagi mereka resiko bukan hanya sesuatu yang buruk, namun mungkin juga sesuatu yang baik. Oleh karena itumereka memperhitungkan nilai sebuah resiko.
• Kelima, mereka mempertimbangkan bagaimana keputusan yang mereka buat bisa mempengaruhi semua orang yang terlibat. Itu berarti mereka harus mengusahakan pemikiran dari anggota tim mereka.
• Keenam, mereka memikirkan dampak dari keputusan mereka hingga lima tahun ke muka, atau bahkan sepuluh tahun ke depan.
• Terakhir, mereka mempertanyakan apakah keputusan mereka legal atau tidak, bermoral atau tidak, etis atau tidak. Apakah keputusan itumembuat hati menjadi damai atau tidak.
Hukum 7 – Pemimpin mengembangkan persahabatan.
Pemimpin sejati tahu bahwa hidup ini selalu tergantung pada semangat dan bantuan orang lain. Tak ada seorang pun mampu melakukan semuanya sendiri. Mereka berupaya dengan sungguh-sungguh membangun persahabatan. Mereka menghargai teman. Bagi mereka, teman adalah pulau dimana mereka menemukan rasa aman, dan komunikasi dapat dilakukan tanpa suara. Namun demikian, pemimpin sejati tidak memanfaatkan teman demi kepentingan mereka sendiri. Persahabatan selalu dibangun di atas penghargaan yang setara. Untuk mendapatkan teman, pemimpin tidak berusaha membuat orang lain tertarik pada mereka, namun mereka menumbuhkan minat pada orang lain. Mereka memilih teman bukan dari apa yang dimiliki, melainkan dari siapa teman-teman mereka. Mereka pun mampu menghargai keberhasilan teman tanpa ada rasa iri dan cemburu.
Hukum 8 – Pemimpin itu melatih dan berdiplomasi.
Pemimpin yang sukses berusaha membantu orang lain sukses dalam pekerjaannya. Mereka senantiasa melatih bawahannya untuk bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Mereka mendorong orang lain mampu meraih tujuannya. Ini membuat orang-orang merasa nyaman dengan diri dan pekerjaan mereka. Kepemimpinan itu bukan sekedar mengetahui arah perjalanan pemimpin, melainkan juga bagaimana bisa bekerja dengan orang lain secara efektif. Dalam bekerja dengan orang lain, seorang pemimpin membutuhkan kehangatan, antusiasme, dan sesitivitas. Ini semua akan menumbuhkan loyalitas dari orang-orang. Membangun loyalitas semacam ini membutuhkan waktu yang lama. Loyalitas hanya diberikan oleh orang-orang pada pemimpinnya hanya bila mereka berpikir bahwa pemimpin itu cukup bernilai untuk mendapatkannya. Seorang bijak mengatakan, apa yang kita lakukan untuk diri kita sendiri akan mati bersama kita. Sedangkan apa yang kita lakukan untuk orang lain akan diingat oleh dunia dan abadi.
Hukum 9 – Pemimpin mengembangkan kemampuan eksekutif.
Para pemimpin yang sukses tahu bahwa mengembangkan ketrampilan kepemimpinan adalah usaha sepanjang hidup. Sebuah studi membuktikan bahwa hal yang membedakan seorang pemimpin dengan pengikutnya adalah bahwa para pemimpin mempunyai kapasitas untuk mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan mereka. Studi itu menemukan bahwa seorang pemimpin adalah juga seorang pelajar. Orang yang sukses adalah mereka yang punya disiplin untuk mengembangkan diri mereka. Mereka tidak statis. Mereka memiliki keberanian untuk menemukan hasil-hasil dalam jangka pendek. Bahkan mereka menyadari bahwa menjadi pemimpin adalah sesuatu dan proses yang harus terus-menerus dipelajari. Namun demikian, pemimpin mengembangkan gayanya sendiri. Ini dikarenakan mereka mempunyai visi dan tujuannya sendiri.
Ada beberapa saran untuk mengembangkan kemampuan eksekutif.
• Pertama, pelajarilah tehnik-tehnik pemimpin yang sukses. Perhatikan bagaimana mereka mengartikulasikan visi dan memberikan inspirasi bagi orang lain.
• Kedua, capailah keseimbangan hidup. Segala sesuatu ini adalah bagian dari hidup, karenanya lalui dengan penuh keseimbangan.
• Ketiga, jagalah kepercayaan diri.Ada saat-saat dimana seorang pemimpin meragukan diri mereka sendiri, namun pemimpin yang berhasil selalu menjaga kepercayaan diri mereka. Keempat, asahlah kreativitas. Selalulah bertanya pada diri sendiri, bagaimana kita bisa melakukan hal yang lebih baik.
• Terakhir, motivasilah diri sendiri. Ini adalah kunci keberhasilan. Pemimpin selalu memotivasi diri untuk membuat tindakan positif dan berorientasi pada tujuan.
Hukum 10 – Pemimpin memiliki kekuatan inspiratif.
Beda seorang pemimpin yang sukses dengan pemimpin lainnya, adalah kemampuan untuk membangkitkan inspirasi bagi anak buahnya. Kunci menumbuhkan inspirasi adalah dengan bersikap antusias. Antusiasme selalu menarik perhatian orang lain dan menjaring pengikut, serta menciptakan kesenangan. Karenanya, pemimpin selalu adalah orang-orang yang antusias. Antusiasme ditunjukkan melalui usaha keras, tidak menyerah sampai meraih sukses, dan menikmati setiap pekerjaan yang dilakukan. Dalam upaya menumbuhkan inspirasi bagi pengikut, pemimpin bertidak sebagai figur yang diteladani. Namun, jangan campuradukkan kepemimpinan dengan keinginan untuk dihormati. Kepemimpinan justru menarik orang untuk membuat komitmen yang paling tinggi dan memungkinkan mereka untuk bersaing.
* Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (“Protokol”)
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, email dan media lainnya
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
* Organisasi
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.
Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.
Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan , dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.
Senin, 22 Februari 2010
Virus jenis baru
Akhir - akhir ini muncul virus varian baru yaitu virus Net-worm.win32.kido atau juga bisa disebut conflicker. yang merupakan salah satu antivirus dengan tingkat resiko sangat berbahaya jika komputer sudah terkena virus ini. pasalnya virus ini mematikan system restore, security web acces ( menghalang anda untuk melakukan update antivirus ), dan mengirimkan malware secara terus menerus ke komputer anda pada saat komputer terhubung dengan internet. virus ini juga memiliki beberapa varian yaituNet-worm.win32.kido.dv,Net-worm.win32.kido.bt,Net-worm.win32.kido.fx. dan sudah ada versi trojanya.
Untuk anda yang memiliki warnet atau anda adalah operator warnet, virus ini perlu diwaspadai, pasalnya virus ini dapat mengacaukan jaringan local area network pada warnet anda. biasanya pertama kali dia menyerang billing, kemudian memblock sharing network. pada intinya ni virus menyerang system jaringan. sangat fatal jiga komputer anda terkena virus ini karena sangat sulit dihapus.
setelah saya riview virus Net-worm.win32.kido ke beberapa situs/ web antivirus. hanya kaspersky antivirus yang mengenal virus ini. sebagian antivirus mengenal virus ini sebagai virus conflicker. karena saya penasaran dengan virus yang satu ini saya mengambil virus Net-worm.win32.kido dari laptop teman saya yang sudah terinfeksi via flashdisk. setelah itu saya langsung scan flashdisk di komputer yang kebetulan saya menggunakan kaspersky antivirus, dan ternyata ini virus terdetect dan dapat dihapus. merasa penasaran kembali saya mengambil virus itu kembali dari laptop teman saya lagi. kemudian saya scan di laptop saya yang menggunakan eset smart security, hasilnya virus ini terdetect tetapi tidak dapat dihapus hanya bisa dikarantina. masih penasaran saya coba scan pada komputer saya yang menggunakan bitdefender antivirus dan hasilnya sama seperti eset hanya bisa dikarantina. mungkin antivirus lain selain kasperky belum dapat mengenal virus ini tapi dalam waktu dekat mungkin virus ini sudah dapat dikenal.
PESAN: Waspada Selalu dengan rajin scan komputer dan update antivirus , jangan disable antivirus jika anda sedang berada dalam jaringan komputer karena bisa jadi salah satu komputer ada yang sudah terinfeksi jika ingin disable lakukan disable network anda terlebih dahulu apalagi jika anda sedang terkoneksi dengan internet. dan penyebaran via removable disk.
Untuk anda yang memiliki warnet atau anda adalah operator warnet, virus ini perlu diwaspadai, pasalnya virus ini dapat mengacaukan jaringan local area network pada warnet anda. biasanya pertama kali dia menyerang billing, kemudian memblock sharing network. pada intinya ni virus menyerang system jaringan. sangat fatal jiga komputer anda terkena virus ini karena sangat sulit dihapus.
setelah saya riview virus Net-worm.win32.kido ke beberapa situs/ web antivirus. hanya kaspersky antivirus yang mengenal virus ini. sebagian antivirus mengenal virus ini sebagai virus conflicker. karena saya penasaran dengan virus yang satu ini saya mengambil virus Net-worm.win32.kido dari laptop teman saya yang sudah terinfeksi via flashdisk. setelah itu saya langsung scan flashdisk di komputer yang kebetulan saya menggunakan kaspersky antivirus, dan ternyata ini virus terdetect dan dapat dihapus. merasa penasaran kembali saya mengambil virus itu kembali dari laptop teman saya lagi. kemudian saya scan di laptop saya yang menggunakan eset smart security, hasilnya virus ini terdetect tetapi tidak dapat dihapus hanya bisa dikarantina. masih penasaran saya coba scan pada komputer saya yang menggunakan bitdefender antivirus dan hasilnya sama seperti eset hanya bisa dikarantina. mungkin antivirus lain selain kasperky belum dapat mengenal virus ini tapi dalam waktu dekat mungkin virus ini sudah dapat dikenal.
PESAN: Waspada Selalu dengan rajin scan komputer dan update antivirus , jangan disable antivirus jika anda sedang berada dalam jaringan komputer karena bisa jadi salah satu komputer ada yang sudah terinfeksi jika ingin disable lakukan disable network anda terlebih dahulu apalagi jika anda sedang terkoneksi dengan internet. dan penyebaran via removable disk.
Instalasi Ubuntu Linux lewat windows (WUBI)
Instalasi Ubuntu Linux lewat windows (WUBI) merupakan cara yang paling termudah bagi pengguna windows yang ingin mencoba Linux. Dengan metode Wubi, pengguna dapat menginstal dual boot sytem operasi dalam satu computer. Wubi sendiri berbentuk file executable sehingga mudah diinstall layaknya aplikasi biasa di Windows. saat ini Wubi sudah ikut didistribusikan didalam cd-live/installer ubuntu sehingga buat anda yang ingin mencoba instalasi linux ubuntu di mesin windows tidak perlu mendownload wubi. Ubuntu bisa anda dapatkan di alamat http://www.ubuntu.com/getubuntu.
Langkah - langkah instalasi Ubuntu linux di mesin windows :
1. Masuk ke mesin windows
2. siapkan partisi minimal 3 Gb, kemudian format dengan file sytem NTFS
2. masukan cd installer ubuntu
3. masuk ke drive cd/dvd ROM
4. buka file wubi
6. klik tombol install inside windows
7. masuk ke pengaturan instalasi
- pilih drive yang sudah disiapkan tadi misal: drive E:\
- Desktop environment : ubuntu
- pilih bahasa : English (terserah)
- masukan username
- masukan password
- tulis ulang password
- klik tombol install
8. proses instalasi ubuntu di mesin windows, tunggu beberapa menit
9. restart, pilih reboot now
10. saat booting anda akan diberi pilihan operating system, pilih ubuntu
11. tunggu hingga proses instalasi system selesai
12. Finish
Langkah - langkah instalasi Ubuntu linux di mesin windows :
1. Masuk ke mesin windows
2. siapkan partisi minimal 3 Gb, kemudian format dengan file sytem NTFS
2. masukan cd installer ubuntu
3. masuk ke drive cd/dvd ROM
4. buka file wubi
6. klik tombol install inside windows
7. masuk ke pengaturan instalasi
- pilih drive yang sudah disiapkan tadi misal: drive E:\
- Desktop environment : ubuntu
- pilih bahasa : English (terserah)
- masukan username
- masukan password
- tulis ulang password
- klik tombol install
8. proses instalasi ubuntu di mesin windows, tunggu beberapa menit
9. restart, pilih reboot now
10. saat booting anda akan diberi pilihan operating system, pilih ubuntu
11. tunggu hingga proses instalasi system selesai
12. Finish
Sabtu, 20 Februari 2010
TEORI ORGANISASI UMUM
TEORI ORGANISASI UMUM
organisasi dapat diartikan sebagai wadah dan sebagai proses maksudnya organisasi sebagai wadah bagi sekelompok manusia untuk saling bekerja sama guna mencapai suatu tujuan sekaligus sebagai proses pengelompokan manusia dalam suatu kerjasama yang efisien
manusia cenderung untuk mengatur dan mengorganisasi kegiatan karena manusia adalah unsur terpenting dalam suatu kegiatan dan suatu organisasi, manusia adalah sosok yang berperan sebagai penggerak dari suatu organisasi atau kegiatan, suatu organisasi atau kegiatan tidak akan mungkin dapat berjalan jika tidak ada manusia sebagai elemen penggerak kegiatan atau organisasi.
A.ada 4 alasan untuk kita mempelajari organisasi secara formal seperti dibawah ini:
1.Kompetisi Yang Semakin Ketat
Jika kita perhatikan saat ini, kompetisi yang ada semakin ketat. Sebuah perusahaan atau organisasi tidak bisa menganggap sebelah mata kompetitornya karena kelengahan sedikit dapat membuat ketertinggalan. Agar bisa memenangkan kompetisi atau setidaknya tidak tertinggal dari kompetisi, diperlukan proses belajar yang terus menerus.
2.Sinergi Antar Anggota Tim
Hampir tidak ada pekerjaan yang sama sekali tidak membutuhkan orang lain. Terlebih dalam organisasi yang baik, maka kekuatan utamanya terletak pada bagaimana menciptakan sinergi diantara anggota tim yang ada. Masing-masing orang belajar dan membawa hasil belajarnya untuk saling menyokong dan memperkokoh tim.
3. Perubahan Yang Sangat Cepat
Perubahan di dunia bisnis secara umum terjadi sangat cepat. Sesuatu bisa menjadi tren untuk kemudian secara tiba-tiba tergantikan dengan tren lainnya. Sebuah penemuan demi penemuan terus menerus terjadi dan saling menguatkan serta menggantikan satu sama lain. Untuk menghadapi perubahan tentu saja diperlukan kemampuan belajar dari situasi yang ada sehingga dapat menghadapi segala perubahan dengan percaya diri.
4.Mengantisipasi Masa Depan Yang Penuh Ketidakpastian
Siapa yang menyangka akhirnya ekonomi raksasa seperti Amerika Serikat dapat runtuh gara-gara kredit perumahan (sub-prime mortgage)? Siapa yang mampu menebak arah bisnis dan perekonomian 10 tahun mendatang. Ya, manusia harus sadar bahwa hari esok penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Organisasi yang belajar, meskipun tetap menghadapi ketidakpastian, namun lebih siap dan terbuka menghadapi apapun yang terjadi ke depannya.
B. Dampak teori organisasi klasik yang saya ketahui ada 3 , beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
1. teori birokrasi: Pembagian kerja yang jelas. system aturan yang mencangkup hak-hak dan ke wajiban-kewajiban posisi para pemengang jabatan system prosedur bagi penanganan situasi kerja.
2.teori administrasi: wewenang dan tanggung jawab. sentralisasi. aturan (order).
3.teori manajemen ilmiah: kerjasama. system kegiatan yang terkoordinasi. kekuasaan dan kepemimpinan
C. Henry fayol seorang industrialis merupakan salah satu tokoh teori administrasi dalam bukunya menyatakan bahwa semua kegiatan industry dapat di kelompokkan:
-perencanaan.
-pengorganisasian.
-pemberian perintah.
-pengkoordinasian.
-pengawasan.
D. modern organisasi sebagai suatu system terdiri atas lima(5) unsur:
-pendekatanproses.
-pendekatan keprilakuan (behavior approach).
-pendekatan kuantitatif (quantitative approach).
-pendekatan system.
-pendekatan contingency (situasional).
E. pimpinan dalam pengertian universal
- Pimpinan adalah seseorang yang diharuskan memimpin suatu badan atau organisasi dengan dasar pengangkatan. atau seseorang yang ditugaskan untuk memimpin suatu badan atau organisasi.
-Komunikasi, konsep keseimbangan, dan proses pengambilan keputusan merupakan 3 kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi.
-organisasi formal di ibaratkan sebagai sebuah kendaraan untuk mencapai tujuan bersama karena dalam system organisasi formal, antara struktur dengan proses organisasi merupakan satu kesatuan dan berkaitan erat. Struktur organisasi walaupun hanya menyajikan kerangka bangunan organisasi, tetapi merupakan suatu subsistem penting.
-neo-klasik secara sederhana di kenal sebagai teori hubungan manusia menekankan pentingnya aspek psikologi dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisiskan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama.
organisasi dapat diartikan sebagai wadah dan sebagai proses maksudnya organisasi sebagai wadah bagi sekelompok manusia untuk saling bekerja sama guna mencapai suatu tujuan sekaligus sebagai proses pengelompokan manusia dalam suatu kerjasama yang efisien
manusia cenderung untuk mengatur dan mengorganisasi kegiatan karena manusia adalah unsur terpenting dalam suatu kegiatan dan suatu organisasi, manusia adalah sosok yang berperan sebagai penggerak dari suatu organisasi atau kegiatan, suatu organisasi atau kegiatan tidak akan mungkin dapat berjalan jika tidak ada manusia sebagai elemen penggerak kegiatan atau organisasi.
A.ada 4 alasan untuk kita mempelajari organisasi secara formal seperti dibawah ini:
1.Kompetisi Yang Semakin Ketat
Jika kita perhatikan saat ini, kompetisi yang ada semakin ketat. Sebuah perusahaan atau organisasi tidak bisa menganggap sebelah mata kompetitornya karena kelengahan sedikit dapat membuat ketertinggalan. Agar bisa memenangkan kompetisi atau setidaknya tidak tertinggal dari kompetisi, diperlukan proses belajar yang terus menerus.
2.Sinergi Antar Anggota Tim
Hampir tidak ada pekerjaan yang sama sekali tidak membutuhkan orang lain. Terlebih dalam organisasi yang baik, maka kekuatan utamanya terletak pada bagaimana menciptakan sinergi diantara anggota tim yang ada. Masing-masing orang belajar dan membawa hasil belajarnya untuk saling menyokong dan memperkokoh tim.
3. Perubahan Yang Sangat Cepat
Perubahan di dunia bisnis secara umum terjadi sangat cepat. Sesuatu bisa menjadi tren untuk kemudian secara tiba-tiba tergantikan dengan tren lainnya. Sebuah penemuan demi penemuan terus menerus terjadi dan saling menguatkan serta menggantikan satu sama lain. Untuk menghadapi perubahan tentu saja diperlukan kemampuan belajar dari situasi yang ada sehingga dapat menghadapi segala perubahan dengan percaya diri.
4.Mengantisipasi Masa Depan Yang Penuh Ketidakpastian
Siapa yang menyangka akhirnya ekonomi raksasa seperti Amerika Serikat dapat runtuh gara-gara kredit perumahan (sub-prime mortgage)? Siapa yang mampu menebak arah bisnis dan perekonomian 10 tahun mendatang. Ya, manusia harus sadar bahwa hari esok penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Organisasi yang belajar, meskipun tetap menghadapi ketidakpastian, namun lebih siap dan terbuka menghadapi apapun yang terjadi ke depannya.
B. Dampak teori organisasi klasik yang saya ketahui ada 3 , beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
1. teori birokrasi: Pembagian kerja yang jelas. system aturan yang mencangkup hak-hak dan ke wajiban-kewajiban posisi para pemengang jabatan system prosedur bagi penanganan situasi kerja.
2.teori administrasi: wewenang dan tanggung jawab. sentralisasi. aturan (order).
3.teori manajemen ilmiah: kerjasama. system kegiatan yang terkoordinasi. kekuasaan dan kepemimpinan
C. Henry fayol seorang industrialis merupakan salah satu tokoh teori administrasi dalam bukunya menyatakan bahwa semua kegiatan industry dapat di kelompokkan:
-perencanaan.
-pengorganisasian.
-pemberian perintah.
-pengkoordinasian.
-pengawasan.
D. modern organisasi sebagai suatu system terdiri atas lima(5) unsur:
-pendekatanproses.
-pendekatan keprilakuan (behavior approach).
-pendekatan kuantitatif (quantitative approach).
-pendekatan system.
-pendekatan contingency (situasional).
E. pimpinan dalam pengertian universal
- Pimpinan adalah seseorang yang diharuskan memimpin suatu badan atau organisasi dengan dasar pengangkatan. atau seseorang yang ditugaskan untuk memimpin suatu badan atau organisasi.
-Komunikasi, konsep keseimbangan, dan proses pengambilan keputusan merupakan 3 kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi.
-organisasi formal di ibaratkan sebagai sebuah kendaraan untuk mencapai tujuan bersama karena dalam system organisasi formal, antara struktur dengan proses organisasi merupakan satu kesatuan dan berkaitan erat. Struktur organisasi walaupun hanya menyajikan kerangka bangunan organisasi, tetapi merupakan suatu subsistem penting.
-neo-klasik secara sederhana di kenal sebagai teori hubungan manusia menekankan pentingnya aspek psikologi dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisiskan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama.
Organisasi dan Metode
Organisasi dan Metode
1.Ruang Lingkup
ruang lingkup organisasi dan metode adalah sebuah penyederhanaan kerja atau Organisasi dan Metode adalah pemeriksaan secara ilmiah atas efisiensi pekerjaan kantor.ruang lingkup organisasi metode memiliki scope yang luas berikut scope ruang lingkup organisasi dan metod.
*. Analisis organisasi.
*. Komunikasi dalam orrganisai
*. Tentang tenaga kerja, prosedur kerja dan system kerja.
*. Pentingnya filing dari segi Organisasi &Metode
*. Pentingnya jangka waktu penyimpanan data dan dokumen
*. Pentingnya formulir dari segi Organisasi & Metode
*. Pendayagunaan mesin kantor
*. Pendayagunaan perabotan dan peralatan kantor
*. Pentingnya penulisan laporan
*. Pentingnya buku pedoman kerja
*. Pentingnya anggaran belanja
*. Analisis kepegawaian
*. Pentingnya penyederhanaan kerja
*. Orgaisasi unit
*. Kesimpulan akhir
-Efisiensi
a. pengertian
Efisiensi sudah tidak asing lagi ditelinga kita efisiensi adalah penggunaan segala sumber daya se minimum mungkin guna mencapai hasil se optimal mungkin.
b. cara meningkatkan efisiensi kerja
efisiensi kerja dapat dilakukan dengan pengembangan pegawai untuk meningkatkan kinerja nya. pengembangan pegawai dapat dilakukan dengan cara memberikan kursus atau pelatihan pelatihan ,seminar,workshhop yang berkaitan dengan pekerjaan yang pegawai lakukan dengan cara ini peningkatan efisiensi kerja akan tercapai.
c. ukuran efisiensi wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab
karena jika dalam hal ini memiliki ketidak seimbangan antar wewenang dan tanggung jawab suatu efisiensi kerja tidak akan dapat dicapai..suatu wewenang adalah tanggung jawab,,wewenang yang diberikan merupakan tanggung jawab si pemilik wewenang,,jika wewenang digunakan secara negatif maka efisiensi kerja tidak akan pernah bisa dicapai, begitu pula sebaliknya jika tanggung jawab yang diemban tidak dapat di jalankan maka efisiensi kerja tidak mungkin tercapai.
2. Proses Organisasi
manusia cenderung untuk mengatur dan mengorganisasi kegiatan – kegiatannya.
Karena manusia memiliki keterbatasan kemampuan yang menyebabkan manusia tidak dapat mencapai suatu tujuan tanpa kerjasama.
A. organisasi formal diibaratkan sebagai sebuah kendaraan untuk menacapai tujuan secara bersama karena dalam system organisasi formal, antara struktur dengan proses organisasi merupakan satu kesatuan dan berkaitan erat. Struktur organisasi walaupun hanya menyajikan kerangka bangunan organisasi, tetapi merupakan suatu subsistem penting.
B. .Sebab-sebab timbulnya organisasi informal:
Karena adanya kebutuhan – kebutuhan penting yang bersifat manusiawi ( human needs ) yang harus dipenuhi dan ternyata tidak dapat dipenuhi oleh organisasi formal. Berikut ini kebutuhan – kebutuhan yang mendasari terbentuknya organisasi informal :
- Kebutuhan social
- Rasa memiliki dan pengenalan diri
- Pengetahuan tentang perilaku yang diterima
- Perhatian ( simpati )
- Bantuan dalam pencapaian tujuan
- Kesempatan berpengaruh dan berkreasi
- Pelestarian nilai – nilai budaya
- Komunikasi dan informasi
3. motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda – beda dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh factor internal maupun eksternal tergantung dari mana suatu kegiatan dimulai.
4. pendapat para ahli yang berkaitan tentang teory organisasi
Kata ‘Pengaruh’ menurut Scott dan Mitchell
Scott dan Mitchell memberikan pendapat tentang pengertian kata pengaruh:
yaitu merupakan suatu transaksi social dimana seorang atau kelompok orang digerakkan oleh seorang atau kelompok orang yang lain untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi.
French dan Roven
sumber atau basis yang diidentifikasikan oleh French dan Roven!
– Kekuasaan balas jasa ( reward power )
- Kekuasaan paksaan ( coercive power )
- Kekuasaan sah ( legitimate power )
- Kekuasaan ahli ( expert power )
- Kekuasaan panutan ( referent power )
Taylor
Taylor mengemukakan 4 kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1.Menggantikan metoda – metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang
dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah & benar.
2. Mengadakan seleksi, latihan – latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah
harus diintegrasikan.
4.Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental
para karyawan.
Henry Fayol
Henri Fayol seorang industrialis merupakan salah satu tokoh teori administrasi, dalam bukunya menyatakan bahwa semua kegiatan industry dapat dikelompokan menjadi lima bagian:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3.Pemberian perintah
4 .Pengkoordinasian
5.Pengawasan
1.Ruang Lingkup
ruang lingkup organisasi dan metode adalah sebuah penyederhanaan kerja atau Organisasi dan Metode adalah pemeriksaan secara ilmiah atas efisiensi pekerjaan kantor.ruang lingkup organisasi metode memiliki scope yang luas berikut scope ruang lingkup organisasi dan metod.
*. Analisis organisasi.
*. Komunikasi dalam orrganisai
*. Tentang tenaga kerja, prosedur kerja dan system kerja.
*. Pentingnya filing dari segi Organisasi &Metode
*. Pentingnya jangka waktu penyimpanan data dan dokumen
*. Pentingnya formulir dari segi Organisasi & Metode
*. Pendayagunaan mesin kantor
*. Pendayagunaan perabotan dan peralatan kantor
*. Pentingnya penulisan laporan
*. Pentingnya buku pedoman kerja
*. Pentingnya anggaran belanja
*. Analisis kepegawaian
*. Pentingnya penyederhanaan kerja
*. Orgaisasi unit
*. Kesimpulan akhir
-Efisiensi
a. pengertian
Efisiensi sudah tidak asing lagi ditelinga kita efisiensi adalah penggunaan segala sumber daya se minimum mungkin guna mencapai hasil se optimal mungkin.
b. cara meningkatkan efisiensi kerja
efisiensi kerja dapat dilakukan dengan pengembangan pegawai untuk meningkatkan kinerja nya. pengembangan pegawai dapat dilakukan dengan cara memberikan kursus atau pelatihan pelatihan ,seminar,workshhop yang berkaitan dengan pekerjaan yang pegawai lakukan dengan cara ini peningkatan efisiensi kerja akan tercapai.
c. ukuran efisiensi wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab
karena jika dalam hal ini memiliki ketidak seimbangan antar wewenang dan tanggung jawab suatu efisiensi kerja tidak akan dapat dicapai..suatu wewenang adalah tanggung jawab,,wewenang yang diberikan merupakan tanggung jawab si pemilik wewenang,,jika wewenang digunakan secara negatif maka efisiensi kerja tidak akan pernah bisa dicapai, begitu pula sebaliknya jika tanggung jawab yang diemban tidak dapat di jalankan maka efisiensi kerja tidak mungkin tercapai.
2. Proses Organisasi
manusia cenderung untuk mengatur dan mengorganisasi kegiatan – kegiatannya.
Karena manusia memiliki keterbatasan kemampuan yang menyebabkan manusia tidak dapat mencapai suatu tujuan tanpa kerjasama.
A. organisasi formal diibaratkan sebagai sebuah kendaraan untuk menacapai tujuan secara bersama karena dalam system organisasi formal, antara struktur dengan proses organisasi merupakan satu kesatuan dan berkaitan erat. Struktur organisasi walaupun hanya menyajikan kerangka bangunan organisasi, tetapi merupakan suatu subsistem penting.
B. .Sebab-sebab timbulnya organisasi informal:
Karena adanya kebutuhan – kebutuhan penting yang bersifat manusiawi ( human needs ) yang harus dipenuhi dan ternyata tidak dapat dipenuhi oleh organisasi formal. Berikut ini kebutuhan – kebutuhan yang mendasari terbentuknya organisasi informal :
- Kebutuhan social
- Rasa memiliki dan pengenalan diri
- Pengetahuan tentang perilaku yang diterima
- Perhatian ( simpati )
- Bantuan dalam pencapaian tujuan
- Kesempatan berpengaruh dan berkreasi
- Pelestarian nilai – nilai budaya
- Komunikasi dan informasi
3. motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda – beda dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh factor internal maupun eksternal tergantung dari mana suatu kegiatan dimulai.
4. pendapat para ahli yang berkaitan tentang teory organisasi
Kata ‘Pengaruh’ menurut Scott dan Mitchell
Scott dan Mitchell memberikan pendapat tentang pengertian kata pengaruh:
yaitu merupakan suatu transaksi social dimana seorang atau kelompok orang digerakkan oleh seorang atau kelompok orang yang lain untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi.
French dan Roven
sumber atau basis yang diidentifikasikan oleh French dan Roven!
– Kekuasaan balas jasa ( reward power )
- Kekuasaan paksaan ( coercive power )
- Kekuasaan sah ( legitimate power )
- Kekuasaan ahli ( expert power )
- Kekuasaan panutan ( referent power )
Taylor
Taylor mengemukakan 4 kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1.Menggantikan metoda – metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang
dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah & benar.
2. Mengadakan seleksi, latihan – latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah
harus diintegrasikan.
4.Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental
para karyawan.
Henry Fayol
Henri Fayol seorang industrialis merupakan salah satu tokoh teori administrasi, dalam bukunya menyatakan bahwa semua kegiatan industry dapat dikelompokan menjadi lima bagian:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3.Pemberian perintah
4 .Pengkoordinasian
5.Pengawasan
mengaktifkan camera bawaan laptop
klo di windows untuk mengaktifkan camera bawaan laptop kita harus install driver camera tersebut. lalu bagaimana di linux ? secara di linux, driver untuk camera g semuanya tersedia. opz jangan takut dlu !! coz linux never die hehehehe... :lol: :lol: :lol:
sekedar informasi nih... ada program aplikasi namanya cheese, aplikasi cheese ini gw pake buat mengaktifkan Crystal eye web cam di laptop acer aspire 4935 gw. klo ada yang mau coba silakan install paket program cheesenya:
melalui terminal :
#sudo apt-get install cheese
atau buja synaptic package manager :
- system, Administration, synaptic package manager
- pada kotak form quick search ketikan cheese
- pilih paket cheese
- apply
good luck :
sekedar informasi nih... ada program aplikasi namanya cheese, aplikasi cheese ini gw pake buat mengaktifkan Crystal eye web cam di laptop acer aspire 4935 gw. klo ada yang mau coba silakan install paket program cheesenya:
melalui terminal :
#sudo apt-get install cheese
atau buja synaptic package manager :
- system, Administration, synaptic package manager
- pada kotak form quick search ketikan cheese
- pilih paket cheese
- apply
good luck :
Mempercepat Bandwith
Untuk dapat berselancar dengan cepat ketika menggunakan internet di butuhkan bandwith yang maksimal. dengan cara memepercepat bandwith itu sendiri, selain dengan memanipulasi system browser dan software pendukung. berikut langkah untuk mempercepat bandwith :
Tips & trik :
1. Start>Run>Ketik gpedit.msc ( akan muncul jendela group policy )
2. Computer configuration> Administrative templates>Network>Qos packet Scheduler
3. Pilih dan Double click Limit reservable bandwith
4. Pada menu setting pilih option enabled
5. Ubah bandwith limit % ( 20% Menjadi 0% )
6. End
Tips & trik :
1. Start>Run>Ketik gpedit.msc ( akan muncul jendela group policy )
2. Computer configuration> Administrative templates>Network>Qos packet Scheduler
3. Pilih dan Double click Limit reservable bandwith
4. Pada menu setting pilih option enabled
5. Ubah bandwith limit % ( 20% Menjadi 0% )
6. End
Rabu, 17 Februari 2010
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan ,sedangkan disetiap komponen dari organisasi tersebut adalah saling tergantung,yang apabila setiap bagian dapat dikelola dengan baik maka organisasi tersebutpun akan ikut membaik.sedangkan Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.hal ini akan sangat mempengaruhi dalam kelancaran atau kesejahteraan organisasi tersebut,lingkunan adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah organisasi yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan organisasinya semata.
CIRI-CIRI TEKNIS ORGANISASI TIDAK BAIK
• Pengambilan keputusan seringkali terlambat ataupun seringkali kurang baik.
• Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
• Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Hal-hal di atas mungkin perlu perhatian yang lebih demi terciptanya organisasi yang baik dan dapat mencapai tujuan yang di galangnya,solusi tentu sangat membantu untuk jalan keluar permasalahan yang ada dalam setiap organisasi,oleh karnanya persatuan antar komponen atau bagianpun perlu dijalin dengan baik pula,agar tidak terjadi konflik antar bagian.
MERANCANG STRUKTUR ORGANISASI BARU
Hal ini dimaksudkan dalam perancangan awal sebuah organisasi agar setiap kegiatan dapat tertata dengan tertib dan tidak menyalahgunakan wewenang yang berlaku dalam organisasi tersebut.
MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI YANG ADA
Hal ini dibutuhkan untuk perancangan ulang sebuah organisasi ataupun memperbaiki sistem (manajemen yang lebih baik )dalam organisasi tersebut.hal ini dilakukan untuk memacu perkembangan yang positif dalam lingkup organisasi yang bersangkutan.
FAKTOR PERTIMBANGAN DLM DESIGN ORGANISASI
• Environment (Lingkungan)
• Technology
• Tujuan Organisasi
• Strategi Organisasi
• Work Force (Tenaga Kerja)
• Size (Ukuran Organisasi)
PERLUNYA RENTANG KENDALI DALAM ORGANISASI
• Keterbatasan waktu
• Keterbatasan pengetahuan
• Keterbatasan kemampuan
• Keterbatasan perhatian
Rentang Kendali setiap pemimpin / manager tidak sama (relatif)
FAKTOR YANG MEMBATASI RENTANG KENDALI
• Sifat dan terperincinya rencana
• Latihan-latihan dalam perusahaan
• Posisi Manager dalam perusahaan
• Dinamis & Statisnya Organisasi
• Efektivitas Komunikasi
• Tipe pekerjaan yang dilakukan
dikutip darihttp://gedeiwan.files.wordpress.com/
CIRI-CIRI TEKNIS ORGANISASI TIDAK BAIK
• Pengambilan keputusan seringkali terlambat ataupun seringkali kurang baik.
• Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
• Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Hal-hal di atas mungkin perlu perhatian yang lebih demi terciptanya organisasi yang baik dan dapat mencapai tujuan yang di galangnya,solusi tentu sangat membantu untuk jalan keluar permasalahan yang ada dalam setiap organisasi,oleh karnanya persatuan antar komponen atau bagianpun perlu dijalin dengan baik pula,agar tidak terjadi konflik antar bagian.
MERANCANG STRUKTUR ORGANISASI BARU
Hal ini dimaksudkan dalam perancangan awal sebuah organisasi agar setiap kegiatan dapat tertata dengan tertib dan tidak menyalahgunakan wewenang yang berlaku dalam organisasi tersebut.
MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI YANG ADA
Hal ini dibutuhkan untuk perancangan ulang sebuah organisasi ataupun memperbaiki sistem (manajemen yang lebih baik )dalam organisasi tersebut.hal ini dilakukan untuk memacu perkembangan yang positif dalam lingkup organisasi yang bersangkutan.
FAKTOR PERTIMBANGAN DLM DESIGN ORGANISASI
• Environment (Lingkungan)
• Technology
• Tujuan Organisasi
• Strategi Organisasi
• Work Force (Tenaga Kerja)
• Size (Ukuran Organisasi)
PERLUNYA RENTANG KENDALI DALAM ORGANISASI
• Keterbatasan waktu
• Keterbatasan pengetahuan
• Keterbatasan kemampuan
• Keterbatasan perhatian
Rentang Kendali setiap pemimpin / manager tidak sama (relatif)
FAKTOR YANG MEMBATASI RENTANG KENDALI
• Sifat dan terperincinya rencana
• Latihan-latihan dalam perusahaan
• Posisi Manager dalam perusahaan
• Dinamis & Statisnya Organisasi
• Efektivitas Komunikasi
• Tipe pekerjaan yang dilakukan
dikutip darihttp://gedeiwan.files.wordpress.com/
Potensi Diri
Dari surat kabar Seputar Indonesia. Ada beberapa tipe kepribadian seseorang yang dapat membantunya dalam menemukan pekerjaan idaman. Ada 7 tipe kepribadian manusia yaitu :
1. Pekerja
2. Pemikir
3. Persuader
4. Koordinator
5. Kreator
6. Penolong
7. Pembantu
Setelah saya baca,dan coba pahami. Ternyata saya termasuk orang dengan tipe Pekerja. Dimana tipe pekerja ini adalah Orang yang selalu berambisi dalam pencapaian tujuan .
Dan tidak terlalu cepat puas dengan hasil yang didapat karena apabila kita cepat puas dengan hasil yang kita dapat maka kita akan malas untuk mencapai hasil yang maksimal .
Tipe Kepribadian tersebut dapat membantu dan menjadi solusi bagi anda
dalam mencari pekerjaan.
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan ,sedangkan disetiap komponen dari organisasi tersebut adalah saling tergantung,yang apabila setiap bagian dapat dikelola dengan baik maka organisasi tersebutpun akan ikut membaik.sedangkan Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.hal ini akan sangat mempengaruhi dalam kelancaran atau kesejahteraan organisasi tersebut,lingkunan adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah organisasi yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan organisasinya semata.
CIRI-CIRI TEKNIS ORGANISASI TIDAK BAIK
• Pengambilan keputusan seringkali terlambat ataupun seringkali kurang baik.
• Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
• Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Hal-hal di atas mungkin perlu perhatian yang lebih demi terciptanya organisasi yang baik dan dapat mencapai tujuan yang di galangnya,solusi tentu sangat membantu untuk jalan keluar permasalahan yang ada dalam setiap organisasi,oleh karnanya persatuan antar komponen atau bagianpun perlu dijalin dengan baik pula,agar tidak terjadi konflik antar bagian.
MERANCANG STRUKTUR ORGANISASI BARU
Hal ini dimaksudkan dalam perancangan awal sebuah organisasi agar setiap kegiatan dapat tertata dengan tertib dan tidak menyalahgunakan wewenang yang berlaku dalam organisasi tersebut.
MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI YANG ADA
Hal ini dibutuhkan untuk perancangan ulang sebuah organisasi ataupun memperbaiki sistem (manajemen yang lebih baik )dalam organisasi tersebut.hal ini dilakukan untuk memacu perkembangan yang positif dalam lingkup organisasi yang bersangkutan.
FAKTOR PERTIMBANGAN DLM DESIGN ORGANISASI
• Environment (Lingkungan)
• Technology
• Tujuan Organisasi
• Strategi Organisasi
• Work Force (Tenaga Kerja)
• Size (Ukuran Organisasi)
PERLUNYA RENTANG KENDALI DALAM ORGANISASI
• Keterbatasan waktu
• Keterbatasan pengetahuan
• Keterbatasan kemampuan
• Keterbatasan perhatian
Rentang Kendali setiap pemimpin / manager tidak sama (relatif)
FAKTOR YANG MEMBATASI RENTANG KENDALI
• Sifat dan terperincinya rencana
• Latihan-latihan dalam perusahaan
• Posisi Manager dalam perusahaan
• Dinamis & Statisnya Organisasi
• Efektivitas Komunikasi
• Tipe pekerjaan yang dilakukan
dikutip darihttp://gedeiwan.files.wordpress.com/
CIRI-CIRI TEKNIS ORGANISASI TIDAK BAIK
• Pengambilan keputusan seringkali terlambat ataupun seringkali kurang baik.
• Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
• Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Hal-hal di atas mungkin perlu perhatian yang lebih demi terciptanya organisasi yang baik dan dapat mencapai tujuan yang di galangnya,solusi tentu sangat membantu untuk jalan keluar permasalahan yang ada dalam setiap organisasi,oleh karnanya persatuan antar komponen atau bagianpun perlu dijalin dengan baik pula,agar tidak terjadi konflik antar bagian.
MERANCANG STRUKTUR ORGANISASI BARU
Hal ini dimaksudkan dalam perancangan awal sebuah organisasi agar setiap kegiatan dapat tertata dengan tertib dan tidak menyalahgunakan wewenang yang berlaku dalam organisasi tersebut.
MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI YANG ADA
Hal ini dibutuhkan untuk perancangan ulang sebuah organisasi ataupun memperbaiki sistem (manajemen yang lebih baik )dalam organisasi tersebut.hal ini dilakukan untuk memacu perkembangan yang positif dalam lingkup organisasi yang bersangkutan.
FAKTOR PERTIMBANGAN DLM DESIGN ORGANISASI
• Environment (Lingkungan)
• Technology
• Tujuan Organisasi
• Strategi Organisasi
• Work Force (Tenaga Kerja)
• Size (Ukuran Organisasi)
PERLUNYA RENTANG KENDALI DALAM ORGANISASI
• Keterbatasan waktu
• Keterbatasan pengetahuan
• Keterbatasan kemampuan
• Keterbatasan perhatian
Rentang Kendali setiap pemimpin / manager tidak sama (relatif)
FAKTOR YANG MEMBATASI RENTANG KENDALI
• Sifat dan terperincinya rencana
• Latihan-latihan dalam perusahaan
• Posisi Manager dalam perusahaan
• Dinamis & Statisnya Organisasi
• Efektivitas Komunikasi
• Tipe pekerjaan yang dilakukan
dikutip darihttp://gedeiwan.files.wordpress.com/
Langganan:
Postingan (Atom)