SOAL
1. Sebutkan komponen-komponen JDK
2. Apa yang dimaksud dengan token dan identifier
3.Sebutkan kegunaan dari operator, separator, keyword break dan continue
4. Buatlah program yang menampilkan :
...Belajar Java memang mudah jika dilakukan dengan tekun
5. Berikan contoh program menggunakan keyword break dan continue
Jawab
1.komponennya antara lain:
compiler(javac), interpreter(java) disebut juga java virtual machine atau java runtime environment, applet viewer(appletviewer), debugger(jdb), java class library(jcl), header dan stub generator(javah), dan yang paling penting yaitu java documentation(javadoc).
2.- Token : adalah elemen terkecil di program yang masih memiliki arti. Ada 5 token dalam bahasa Java yaitu identifier, keyword, literal dan tipe data, operator, serta separator.
* Identifier : token yang merepresentasikan nama sesuatu. (variabel, atau konstanta, atau method, atau kelas, atau package, atau interface).
3. - Operator : Operator melakukan komputasi terhadap satu/dua objek data.
- Separator : Separator menginformasikan ke compiler java mengenai adanya kelompok kode program.
- Break : untuk keluar dari kendali percabangan switch, dan untuk keluar dari kendali perulangan.
- Continue : Penggunaan keyword ini untuk segera lompat ke perulangan berikutnya.
4. - Program Belajar Java:::
.contoh program mencetak "belajar java memang mudah jika dilakukan dengan tekun"
public class belajar
{
public static void main(String arg[])
{
System.out.println("belajar java memang mudah jika dilakukan dengan tekun");
}
}
5.contoh program break dan kontinu
#program break
public class break1
{
public static void main (String args[])
{
int z;
z = 12;
switch (z)
{
case 1:
System.out.println("nilai z adalah 1");
break;
case 2:
System.out.println("nilai z adalah 12");
break;
default:
System.out.println("Tidak ada yang benar");
}
System.out.println("Terima kasih");
}
}
#program kontinu
public class ulang2
{
public static void main(String[]args)
{
for(int i=1;i<=10;i++)
{
System.out.println(i);
}
}
}
Jumat, 08 Oktober 2010
Rabu, 06 Oktober 2010
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
2. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
3. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal dan informal.
4. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
5. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
6. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah proklamasi kemerdekaan indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste. Bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa kerja. .
Laras dan ragam bahasa indonesia
Laras bahasa (bahasa Inggris: register) adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu
(1) beku
(2) frozen
(3) resmi (formal)
(4) konsultatif (consultative)
(5) santai (casual) dan
(6) akrab (intimate)
Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan. Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah. Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
1. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
2. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
3. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal dan informal.
4. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
5. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
6. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah proklamasi kemerdekaan indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste. Bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa kerja. .
Laras dan ragam bahasa indonesia
Laras bahasa (bahasa Inggris: register) adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu
(1) beku
(2) frozen
(3) resmi (formal)
(4) konsultatif (consultative)
(5) santai (casual) dan
(6) akrab (intimate)
Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan. Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah. Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Pengertian dan fungsi bahasa dalam masyarakat
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya
Fungsi Bahasa dalam masyarakat :
secara umum fungsi bahasa indonesia adalah sebagai alat untuk berkomunikasi : "dalam lisan maupun tulisan"
Menurut Hallday(1992) fungsi bahasa indonesia sebagai alat komunikasi untuk keperluan :
1) Fungsi instrumental,bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
2) Fungsi regulatoris, bahasa digunakan untuk mengendalikan perilaku orang lain
3) Fungsi intraksional,bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan oranga lain
4) Fungsi personal, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
5) Fungsi heuristik, bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
6) Fungsi imajinatif, bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
7) Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi
8) Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
9) Alat untuk mengidentifikasi diri.
Fungsi Bahasa dalam masyarakat :
secara umum fungsi bahasa indonesia adalah sebagai alat untuk berkomunikasi : "dalam lisan maupun tulisan"
Menurut Hallday(1992) fungsi bahasa indonesia sebagai alat komunikasi untuk keperluan :
1) Fungsi instrumental,bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
2) Fungsi regulatoris, bahasa digunakan untuk mengendalikan perilaku orang lain
3) Fungsi intraksional,bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan oranga lain
4) Fungsi personal, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
5) Fungsi heuristik, bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
6) Fungsi imajinatif, bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
7) Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi
8) Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
9) Alat untuk mengidentifikasi diri.
Pengertian Bahasa :
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya
Fungsi Bahasa dalam masyarakat :
secara umum fungsi bahasa indonesia adalah sebagai alat untuk berkomunikasi : "dalam lisan maupun tulisan"
Menurut Hallday(1992) fungsi bahasa indonesia sebagai alat komunikasi untuk keperluan :
1) Fungsi instrumental,bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
2) Fungsi regulatoris, bahasa digunakan untuk mengendalikan perilaku orang lain
3) Fungsi intraksional,bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan oranga lain
4) Fungsi personal, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
5) Fungsi heuristik, bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
6) Fungsi imajinatif, bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
7) Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi
8) Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
9) Alat untuk mengidentifikasi diri.
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
2. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
3. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal dan informal.
4. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
5. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
6. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah proklamasi kemerdekaan indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste. Bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa kerja. .
Laras dan ragam bahasa indonesia
Laras bahasa (bahasa Inggris: register) adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu
(1) beku
(2) frozen
(3) resmi (formal)
(4) konsultatif (consultative)
(5) santai (casual) dan
(6) akrab (intimate)
Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan. Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah. Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Fungsi Bahasa dalam masyarakat :
secara umum fungsi bahasa indonesia adalah sebagai alat untuk berkomunikasi : "dalam lisan maupun tulisan"
Menurut Hallday(1992) fungsi bahasa indonesia sebagai alat komunikasi untuk keperluan :
1) Fungsi instrumental,bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
2) Fungsi regulatoris, bahasa digunakan untuk mengendalikan perilaku orang lain
3) Fungsi intraksional,bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan oranga lain
4) Fungsi personal, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
5) Fungsi heuristik, bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
6) Fungsi imajinatif, bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
7) Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi
8) Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
9) Alat untuk mengidentifikasi diri.
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
2. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
3. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal dan informal.
4. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
5. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
6. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah proklamasi kemerdekaan indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste. Bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa kerja. .
Laras dan ragam bahasa indonesia
Laras bahasa (bahasa Inggris: register) adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu
(1) beku
(2) frozen
(3) resmi (formal)
(4) konsultatif (consultative)
(5) santai (casual) dan
(6) akrab (intimate)
Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan. Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah. Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Selasa, 08 Juni 2010
Definisi Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti keluarga, rumah tangga" dan (nomos) yang artinya "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
A. Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli
a. Menurut MEL VILYE J ULMER :
Ilmu Ekonomi, yaitu ilmu pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi dan konsumsi.
b. Menurut OSCAR LANGEN :
Ilmu Ekonomi, yaitu mempelajari tata administrasi dari resources sedemikian rupa sehingga dapat digunakan bagi kehidupan manusia sebaik-baiknya.
c. Menurut ALBERT L MEYERS :
Ilmu Ekonomi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuas kebutuhan manusia.
d. Menurut PROF. DR. J.L. MEY JR. :
Ekonomi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia kearah kemakmuran.
e. Menurut LIONEL ROBBINS :
Ekonomi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya pemenuhan kebutuhan yang langka.
f. Menurut FRANK KNIFHT :
Studi mengenai ilmu ekonomi, yaitu studi mengenai cara bertindak ekonomis.
g. Menurut HENNIPMAN :
Bagian terbesar dari pada teori ekonomi, terutama teori nilai, bertugas untuk menganalisa manusia dan reaksinya dalam kehidupan ekonomi.
h. Menurut DR. SOELISTIJO, MBA :
Ilmu Ekonomi, yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana orang dan masyarakat menentukan pilihan mengenai penggunaan sumber daya yang langka dan mempunyai kemungkinan penggunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk konsumsi berbagai-bagai orang dan kelompok orang yang terdapat dalam masyarakat, baik kini maupun masa datang dan dengan menggunakan uang ataupun tidak.
B. Definisi Ekonomi dalam Islam Menurut Para Ahli
Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian & kesejahteraan dunia-akhirat).
Definisi ekonomi dalam Islam adlah sebagai berikut :
1. S.M. Hasanuzzaman,
“ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.”
2. M.A. Mannan,
“ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam.”
3. Khursid Ahmad,
ilmu ekonomi Islam adalah “suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.”
4. M.N. Siddiqi,
ilmu ekonomi Islam adalah respon “para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al Qur’an dan As Sunnah maupun akal dan pengalaman.”
5. M. Akram Khan,
“ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi.”
6. Louis Cantori,
“ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik.”
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti keluarga, rumah tangga" dan (nomos) yang artinya "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
A. Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli
a. Menurut MEL VILYE J ULMER :
Ilmu Ekonomi, yaitu ilmu pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi dan konsumsi.
b. Menurut OSCAR LANGEN :
Ilmu Ekonomi, yaitu mempelajari tata administrasi dari resources sedemikian rupa sehingga dapat digunakan bagi kehidupan manusia sebaik-baiknya.
c. Menurut ALBERT L MEYERS :
Ilmu Ekonomi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuas kebutuhan manusia.
d. Menurut PROF. DR. J.L. MEY JR. :
Ekonomi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia kearah kemakmuran.
e. Menurut LIONEL ROBBINS :
Ekonomi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya pemenuhan kebutuhan yang langka.
f. Menurut FRANK KNIFHT :
Studi mengenai ilmu ekonomi, yaitu studi mengenai cara bertindak ekonomis.
g. Menurut HENNIPMAN :
Bagian terbesar dari pada teori ekonomi, terutama teori nilai, bertugas untuk menganalisa manusia dan reaksinya dalam kehidupan ekonomi.
h. Menurut DR. SOELISTIJO, MBA :
Ilmu Ekonomi, yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana orang dan masyarakat menentukan pilihan mengenai penggunaan sumber daya yang langka dan mempunyai kemungkinan penggunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk konsumsi berbagai-bagai orang dan kelompok orang yang terdapat dalam masyarakat, baik kini maupun masa datang dan dengan menggunakan uang ataupun tidak.
B. Definisi Ekonomi dalam Islam Menurut Para Ahli
Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian & kesejahteraan dunia-akhirat).
Definisi ekonomi dalam Islam adlah sebagai berikut :
1. S.M. Hasanuzzaman,
“ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.”
2. M.A. Mannan,
“ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam.”
3. Khursid Ahmad,
ilmu ekonomi Islam adalah “suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.”
4. M.N. Siddiqi,
ilmu ekonomi Islam adalah respon “para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al Qur’an dan As Sunnah maupun akal dan pengalaman.”
5. M. Akram Khan,
“ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi.”
6. Louis Cantori,
“ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik.”
Sistem Perekonomian Indonesia
C. PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
C. 1. Perkembangan stetem ekonomi sebelum orde baru
Sejak berdiringan negara Republik Indonesia, banyak sudah tokoh-tokoh negara pada saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun melalui diskusi kelompok. Sebagai contoh, Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah koperasi ( Moh. Hatta dalam Sri-Edi Swasono, 1985 ), namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi. Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika tahun 1949,
menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran.
Namun demikian dalam proses perkembangan berikutnya disepakatilah suatu
bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai Sitem Ekonomi Pancasila yang
didalamnya mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi Ekonomi.
Terlepas dari sejarah yang akan menceritakan keadaan yang sesungguhnya
pernah terjadi di Indonesia, maka menurut UUD'45, sistem perekonomian
tercermin dalam pasal-pasal 23, 27, 33, dan 34.
Demokrasi Ekonomi dipilih, karena memiliki ciri-ciri positif yang
diantaranya adalah ( Suroso, 1993 ) :
• Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan
• Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara
• Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
• Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan
permufakatan lembaga -lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan
terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-lembaga perwakilan pula
Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang
dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang
layak
• Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat
Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan
sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara
Dengan demikian di dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan
adanya :
Free fĂht liberalism yakni adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali
sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah,
dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si
miskin.
Etatisme . yakni keikut sertaan pemerintah yang terlalu dominan semingga
mematikan motifasi dan kreasi dari masyarakat untuk merkembang dan
bersaing secara sehat.
Monopoli . suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok
tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak
mengikuti 'keinginan sang monopoli'.
Meskipun pada awal perkembangannya perekonomian Indonesia menganut
sistem ekonomi Pancasila. Ekonomi Demokrasi, dan 'mungkin campuran',
namun bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah
terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan tahun 1957-an
merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indone-
sia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak
perekonomian di tahu 1960-an sampai dengan masa orde baru.
Keadaan ekonomi Indonesia antara tahun 1950 sampai dengan tahun
1965-an sebenarnya telah diisi dengan beberapa program dan rencana ekonomi
pemerintah. Diantara progran-program tersebut adalah :
♦ Program Banteng tahun 1950, yang bertujuan membantu pengusaha
pribumi
♦ Program / Sumitro Plan tahun 1951
♦ Rencana Lima Tahun Pertama, tahun 1955 -1960
♦ Rencana Delapan Tahun
Namun demikian kesemua program dan rencana tersebut tidak
memberikan hasil yang berarti bagi perekonomian Indonesia. Beberapa faktor
yang menyebabkan kegagalan adalah :
w Program-program tersebut disusun oleh tokoh-tokoh yang relatif bukan
bidangnya, namun oleh tokoh politik, dengan demikian keputusan-
keputusan yang dibuat cenderung menitik beratkan pada masalah politik,
dan bukannya masalah ekonomi. Hal ini dapat dimengerti mengingat
pada masa-masa ini kepentingan politik tampak lebih dominan, seperti
mengembalikan negara Indonesia ke negara kesatuan, usaha
mengembalikan Irian Barat, menumpas pemberontakan di daerah-daerah,
dan masalah politik sejenisnya.
•■ Akibat lanjut dari keadaan di atas, dana negara yang seharusnya
dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi, justru dialokasikan
untuk kepentingan politik dan perang.
*- Faktor berikutnya adalah, terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet
yang dibentuk ( sistem parlementer saat itu ). Tercatat tidak kurang dari
13 kali kabinet berganti saat itu. Akibatnya program-program dan rencana
ekonomi yang telah disusun masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan
dengan tuntas, kalau tidak ingin disebut tidak sempat berjalan.
*■ Disamping itu program dan rencana yang disusun kurang memperhatikan
potensi dan aspirasi dari berbagai pihak. Disamping kutusan individu/
pribadi, dan partai lebih dominan dari pada kepentingan pemerintah dan
negara.
*• Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem
perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indoneisa (
liberalis, 1950 -1957 ) dan etatisme ( 1958 -1965 )
Akibat yang ditimbulkan dari sitem etatisme yang pernah 'terjadi' di
Indonesia pada periode tersebut dapat dilihat pada bukti-bukti berikut :
♦ Semakin rusaknya sarana-sarana produksi dan komunikasi, yang membawa
dampak menurunnya nilai eksport kita
♦ Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek 'Mercu Suar'
♦ Defisit anggaran negara yang makin besar, dan justru ditutup dengan
mencetak uang baru, sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat dicegah
kembali.
♦ Keadaan tersebut masih diperparanh dengan laju pertumbuhan penduduk
( 2,8 % ) yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi saat itu, yakni
sebesar 2,2 %.
C.2. Perkembangan sistem ekonomi Indonesia setelah Orde Baru
Iklim kebangsaan setelah Orde Baru menunjukkan suatu kondisi yang
sangat mendukung untuk mulai dilaksanakannya sitem ekonomi yang
sesungguhnya diinginkan rakyat Indonesia. Setelah melalui masa-masa penuh
tantangan pada periode 1945 sampai denga 1965, semua tokoh negara yang
duduk dalam pemerintahan sebagai wakil rakyat sepakat untuk kembali
menempatkan sistem ekonomi kita pada nilai-nilai yang telah tersirat dalam
UUD 1945. Dengan demikian sitem demokrasi ekonomi dan sistem ekonomi
Pancasila kembali satu-satunya acuan bagi pelaksanaan semua kegiatan
ekonomi selanjutnya.
Awal Orde Baru diwarnai dengan masa-masa rehabilitasi, perbaikan,
hampir di seluruh sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi.
Rehabilitasi'ini terutama ditujukan untuk :
♦ Membersihkan segala aspek kehidupan dari sisa-sisa faham dan sistem
perekonomian yang lama ( liberal/kapitalis dan etatisme/komunis ).
♦ Menurunkan dan mengendalikan laju inflasi yang saat itu sangat tinggi,
yang berakibat terhambatnya proses penyembuhan dan peningkatan
kegiatan ekonomi secara umum.
Tercatat bahwa :
Tingkat inflasi tahun 1966 sebesar 650 %
Tingkat infalsi tahun 1967 sebesar 120 %
Tingkat infalsi tahun 1968 sebesar 85 %
Tingkat infalsi tahun 1969 sebesar 9,9 %
Dari data di atas, menjadi jelas, mengapa rencana pembangunan lima
tahun pertama ( REPELITA I ) baru dimulai pada tahun 1969.
10
D. PARA PELAKU EKONOMI DI INDONESIA
Jika dalam ilmu ekonomi mikro kita mengenal tiga pelaku ekonomi,
yaitu :
• Pemilik faktor produksi
• Konsumen
• Produsen
Dan jika dalam ilmu ekonomi makro kita mengenal empat pelaku ekonomi:
• Sektor rumah tangga
• Sektor swasta
• Sektor pemerintah, dan
• Sektor luar negeri
Maka dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok
(sering disebut sebgai agen-agen pemerintah dalam pembangunan ekonomi),
yakni :
Koperasi |j
Sek. Pemerintah |
Sesuai dengan konsep Trilogi Pembangunan (Pertumbuhan, Pemerataan,
dan kesatabilan Ekonomi), maka masing-masing pelaku tersebut memiliki
prioritas fungsi sebagai berikut :
Koperasi
Swasta
Pemerintah BUMN
Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuhan kegiatan
ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatan
ekonomi
Pertumbuhan kegiatan ekonomi Pemerataan hasil
ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatan
ekonomi
Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi
Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuhan kegiatan
C. 1. Perkembangan stetem ekonomi sebelum orde baru
Sejak berdiringan negara Republik Indonesia, banyak sudah tokoh-tokoh negara pada saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun melalui diskusi kelompok. Sebagai contoh, Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah koperasi ( Moh. Hatta dalam Sri-Edi Swasono, 1985 ), namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi. Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika tahun 1949,
menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran.
Namun demikian dalam proses perkembangan berikutnya disepakatilah suatu
bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai Sitem Ekonomi Pancasila yang
didalamnya mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi Ekonomi.
Terlepas dari sejarah yang akan menceritakan keadaan yang sesungguhnya
pernah terjadi di Indonesia, maka menurut UUD'45, sistem perekonomian
tercermin dalam pasal-pasal 23, 27, 33, dan 34.
Demokrasi Ekonomi dipilih, karena memiliki ciri-ciri positif yang
diantaranya adalah ( Suroso, 1993 ) :
• Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan
• Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara
• Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
• Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan
permufakatan lembaga -lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan
terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-lembaga perwakilan pula
Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang
dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang
layak
• Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat
Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan
sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara
Dengan demikian di dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan
adanya :
Free fĂht liberalism yakni adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali
sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah,
dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si
miskin.
Etatisme . yakni keikut sertaan pemerintah yang terlalu dominan semingga
mematikan motifasi dan kreasi dari masyarakat untuk merkembang dan
bersaing secara sehat.
Monopoli . suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok
tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak
mengikuti 'keinginan sang monopoli'.
Meskipun pada awal perkembangannya perekonomian Indonesia menganut
sistem ekonomi Pancasila. Ekonomi Demokrasi, dan 'mungkin campuran',
namun bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah
terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan tahun 1957-an
merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indone-
sia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak
perekonomian di tahu 1960-an sampai dengan masa orde baru.
Keadaan ekonomi Indonesia antara tahun 1950 sampai dengan tahun
1965-an sebenarnya telah diisi dengan beberapa program dan rencana ekonomi
pemerintah. Diantara progran-program tersebut adalah :
♦ Program Banteng tahun 1950, yang bertujuan membantu pengusaha
pribumi
♦ Program / Sumitro Plan tahun 1951
♦ Rencana Lima Tahun Pertama, tahun 1955 -1960
♦ Rencana Delapan Tahun
Namun demikian kesemua program dan rencana tersebut tidak
memberikan hasil yang berarti bagi perekonomian Indonesia. Beberapa faktor
yang menyebabkan kegagalan adalah :
w Program-program tersebut disusun oleh tokoh-tokoh yang relatif bukan
bidangnya, namun oleh tokoh politik, dengan demikian keputusan-
keputusan yang dibuat cenderung menitik beratkan pada masalah politik,
dan bukannya masalah ekonomi. Hal ini dapat dimengerti mengingat
pada masa-masa ini kepentingan politik tampak lebih dominan, seperti
mengembalikan negara Indonesia ke negara kesatuan, usaha
mengembalikan Irian Barat, menumpas pemberontakan di daerah-daerah,
dan masalah politik sejenisnya.
•■ Akibat lanjut dari keadaan di atas, dana negara yang seharusnya
dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi, justru dialokasikan
untuk kepentingan politik dan perang.
*- Faktor berikutnya adalah, terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet
yang dibentuk ( sistem parlementer saat itu ). Tercatat tidak kurang dari
13 kali kabinet berganti saat itu. Akibatnya program-program dan rencana
ekonomi yang telah disusun masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan
dengan tuntas, kalau tidak ingin disebut tidak sempat berjalan.
*■ Disamping itu program dan rencana yang disusun kurang memperhatikan
potensi dan aspirasi dari berbagai pihak. Disamping kutusan individu/
pribadi, dan partai lebih dominan dari pada kepentingan pemerintah dan
negara.
*• Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem
perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indoneisa (
liberalis, 1950 -1957 ) dan etatisme ( 1958 -1965 )
Akibat yang ditimbulkan dari sitem etatisme yang pernah 'terjadi' di
Indonesia pada periode tersebut dapat dilihat pada bukti-bukti berikut :
♦ Semakin rusaknya sarana-sarana produksi dan komunikasi, yang membawa
dampak menurunnya nilai eksport kita
♦ Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek 'Mercu Suar'
♦ Defisit anggaran negara yang makin besar, dan justru ditutup dengan
mencetak uang baru, sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat dicegah
kembali.
♦ Keadaan tersebut masih diperparanh dengan laju pertumbuhan penduduk
( 2,8 % ) yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi saat itu, yakni
sebesar 2,2 %.
C.2. Perkembangan sistem ekonomi Indonesia setelah Orde Baru
Iklim kebangsaan setelah Orde Baru menunjukkan suatu kondisi yang
sangat mendukung untuk mulai dilaksanakannya sitem ekonomi yang
sesungguhnya diinginkan rakyat Indonesia. Setelah melalui masa-masa penuh
tantangan pada periode 1945 sampai denga 1965, semua tokoh negara yang
duduk dalam pemerintahan sebagai wakil rakyat sepakat untuk kembali
menempatkan sistem ekonomi kita pada nilai-nilai yang telah tersirat dalam
UUD 1945. Dengan demikian sitem demokrasi ekonomi dan sistem ekonomi
Pancasila kembali satu-satunya acuan bagi pelaksanaan semua kegiatan
ekonomi selanjutnya.
Awal Orde Baru diwarnai dengan masa-masa rehabilitasi, perbaikan,
hampir di seluruh sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi.
Rehabilitasi'ini terutama ditujukan untuk :
♦ Membersihkan segala aspek kehidupan dari sisa-sisa faham dan sistem
perekonomian yang lama ( liberal/kapitalis dan etatisme/komunis ).
♦ Menurunkan dan mengendalikan laju inflasi yang saat itu sangat tinggi,
yang berakibat terhambatnya proses penyembuhan dan peningkatan
kegiatan ekonomi secara umum.
Tercatat bahwa :
Tingkat inflasi tahun 1966 sebesar 650 %
Tingkat infalsi tahun 1967 sebesar 120 %
Tingkat infalsi tahun 1968 sebesar 85 %
Tingkat infalsi tahun 1969 sebesar 9,9 %
Dari data di atas, menjadi jelas, mengapa rencana pembangunan lima
tahun pertama ( REPELITA I ) baru dimulai pada tahun 1969.
10
D. PARA PELAKU EKONOMI DI INDONESIA
Jika dalam ilmu ekonomi mikro kita mengenal tiga pelaku ekonomi,
yaitu :
• Pemilik faktor produksi
• Konsumen
• Produsen
Dan jika dalam ilmu ekonomi makro kita mengenal empat pelaku ekonomi:
• Sektor rumah tangga
• Sektor swasta
• Sektor pemerintah, dan
• Sektor luar negeri
Maka dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok
(sering disebut sebgai agen-agen pemerintah dalam pembangunan ekonomi),
yakni :
Koperasi |j
Sek. Pemerintah |
Sesuai dengan konsep Trilogi Pembangunan (Pertumbuhan, Pemerataan,
dan kesatabilan Ekonomi), maka masing-masing pelaku tersebut memiliki
prioritas fungsi sebagai berikut :
Koperasi
Swasta
Pemerintah BUMN
Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuhan kegiatan
ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatan
ekonomi
Pertumbuhan kegiatan ekonomi Pemerataan hasil
ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatan
ekonomi
Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi
Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuhan kegiatan
Perilaku Konsumen dan perilaku Produsen
Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ekonomi/Bab_2.pdf.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Page 1
PERILAKU KONSUMEN
2.1. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN.
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2 :
1. Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen
dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang.
2. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan kon-
sumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya
dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam pendekatan Marginal Utility
digunakan anggapan sebagai berikut :
1. Utility bisa diukur dengan uang.
2. Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan
bahwa "Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan
yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan me-
nurun".
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai
akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.
11
Page 2
Tabel 1
Total Utility dan Marginal Utility
Jumlah Nasi (Q)
Total Utility
Marginal Utility
0
0
20
1
20
15
2
35
11
3
46
7
4
53
3
5
56
1
6
57
-1
7
56
-3
8
53
TU, MU
Gambar 1
Kurve Total Utility dan Marginal Utility
Apabila yang dikonsumsi hanya 1 barang, maka tingkat kepuasan maksimum dapat
dicapai pada saat total utilitynya mencapai maksimum. Apabila yang dikonsumsi 2 macam
barang atau lebih, maka kepuasan maksimum dapat dicapai apabila marginal utility
untuk sejumlah barang yang dikonsumsi sama besarnya.
MUx
Px
MUy
Py
MUz
Jika seorang konsumen mempunyai uang Rp 12,-
harga roti Rp 2,- perbungkus.
harganasiRp 1,- per piring dan
12
Page 3
Tabel 2
Marginal Utility Nasi dan Roti
Jumlah Barang (Q)
MU Roti
MU Nasi
1
16
11
i
14
10
3
12
9
4
10
8
5
8
7
6
6
6
7
4
5
8
2
4
Konsumen akan mencapai tingkat kepuasan maksimum dengan syarat sebagai berikut
MU Nasi
P Nasi
MU Roti
P Roti
12
atau
2. (P Nasi x Q Nasi) + (P Roti x Q Roti) = M
(1 x 6) + (2 x 3) = Rp 12,-
Anggapan dalam pendekatan Indifference Curve sebagai berikut :
1. Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu.
2. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Ciri-ciri Indifference Curve sebagai berikut :
1. Turun dari kiri atas kekanan bawah.
2. Cembung kearah origin.
3. Indifference Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong.
4. Indifference Curve yang terletak disebelah kanan atas menunjukan tingkat kepuasan
yang lebih tinggi dan sebaliknya.
13
Page 4
Tabel 3
Kombinasi Nasi dan Roti yang memberikan Kepuasan Sama
Titik
Jumlah Nasi
Jumlah Roti
Tingkat penggantian
A
15
3
5/1 = 5,0
B
10
4
3/1 = 3,0
C
7
5
2/2 = 1,0
D
5
7
2/4 = 0,5
E
3
11
2/5 = 0,4
F
1
16
Gambar 2
Indifference Curve
Semua titik-titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi berapapun akan memberi-
kan kepuasan yang sama. Jika konsumen mengkonsumsi 15 nasi dan 3 roti kepuasannya
akan sama dengan mengkonsumsi 3 nasi dan 11 roti. Tingkat penggantian menggambar-
kan bahwa kenaikan tingkat konsumsi roti dari 3 menjadi 4 harus mengurangi konsumsi
nasi dari 15 menjadi 10.
Jika seorang konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan membelanjakan
seluruhnya untuk nasi, maka nasi yang diperoleh sebanyak M / Pn atau membelanjakan
untuk roti seluruhnya M /Pr atau membelanjakan berbagai kemungkinan kombinasi nasi
dan roti yang ditunjukan oleh garis lurus yang menghubungkan M / Pn dan M / Pr.
Garis tersebut dinamakan Budget Line atau Garis Anggaran Pengeluaran. Contoh Budget
Line sebagai berikut :
14
Page 5
Tabel 4
Kombinasi Berbagai Kemungkinan yang dapat dibeli
Titik Kemungkinan Kombinasi
Nasi
Roti
A
12
0
B
9
2
C
6
3
D
4
4
E
2
5
F
0
6
Nasi
12
A
10
9
6
-:y\^ Budget Line
1 1
r 1—
i i
1
E
0
2 3
6
Roti
Gambar 3
Budget Line
Konsumen mempunyai uang Rp 60.-. dimana harga nasi Rp 5 per satu an dan roti
Rp 10 per satuan, jika uang tersebut dibelanjakan untuk nasi, konsumen harus membayar
Rp 5 x 10 = Rp 60 dan jika dibelikan roti semua Rp 10 x 6 satuan = Rp 60.
Faktor yang dapat merubah Budget Line sebagai berikut :
1. Perubahan Harga.
Jika harga naik, maka Budget Line akan mengarah ke titik origin dan sebaliknya.
15
Page 6
Nasi
Keterangan :
a harga naik
b harga turun
Roti
Gambar 4
Pengaruh Perubahan Harga terhadap Budget Line
2. Perubahan Pendapatan.
Jika pendatan naik. maka Budget Line akan mengarah ke sebelah kanan/menjauhi
titik origin dan sebaliknya.
Nasi
Keterangan :
a pendapatan naik
b pendapatan turun
Roti
Gambar 5
Pengaruh Perubahan Pendapatan terhadap Budget Line
Seorang konsumen akan mencapai tingkat kepuasan maksimum dengan syarat bahwa dia
mencapai titik dimana Budget Line menyinggung Indifference Curve.
Perubahan-perubahan harga yang terjadiyang mempengaruhi keseimbangan
pemaksimuman kepuasan, jika titik-titik dari perubahan harga tersebut dihubungkan,
maka akan terjadi suatu kurva yang disebut Garis Harga Konsumsi. Suatu kurva yang
diperoleh apabila kita menghubungkan titik-titik ekuilibrium yang diwujudkan oleh
perubahan pendapatan disebut Garis Pendapatan Konsumsi.
16
Page 7
Nasi
Nasi
Gambar 6
Garis Harga Konsumsi dan Garis Pendapatan Konsumsi
Perubahan harga yang mempengaruhi terhadap jumlah barang yang diminta dapat
diterangkan dengan menganalisa 2 faktor :
1. Substitution Effect.
2. Income Effect.
Nasi
Roti
Gambar 7
Substitution Effect dan Income Effect
17
Page 8
Dari gambar di atas Substitution Effectnya = X1X2 yaitu kenaikan konsumsi Roti
dengan adanya substitusi nasi dengan roti.karena harga roti menjadi lebih murah. Income
Effect = X2x3 yaitu kenaikan jumlah roti, karena penurunan harga roti berarti kenaikan
pendapatan riil konsumen. Dengan menggunakan analisis Indifference Curve dapat dibuat
suatu Kurva Permintaan sebagai berikut:
Demam!
Roti
a b
Gambar 8
Kurva Permintaan dengan bantuan Indifference Curve
Dengan ceteris paribus, maka penurunan harga roti berakibat naiknya permintaan
roti. Gambar 8, misalnya pendapatan konsumen tetap dan harga roti turun dari a->b,
a->c maka keseimbangan kepuasan maksimum masing-masing terletak pada titik Al,
A2, A3.
Jika titik Al, A2 dan A3 dihubungkan maka terbentuk kurva permintaan ke atas Roti.
2.2 SURPLUS KONSUMEN.
Surplus Konsumen adalah kelebihan antara kapuasan yang diperoleh dari mengkon-
sumsi barang dengan pembayaran untuk memperoleh barang tersebut.
Surplus konsumen ini dapat diterangkan sebagai berikut :
Page 9
Tabel 5
Surplus Konsumen
Jumlah Roti (Q)
Kesediaan konsumen
Surplus kosumen
untuk membayar
jika harga Rp 150
1
Rp 500,-
Rp 350,-
2
'• 400,-
" 250,-
3
" 300,-
" 150,-
4
" 200,-
" 50,-
5
" 100,-
-
Dari tabel 5, jika harga roti Rp 150,- dan konsumen bersedia membayar Rp 500 -
maka dia memperoleh surplus 350. Demikian seterusnya sampai roti ke 4. Jika digambar
dalam grafik sebagai berikut :
Rp
Roti
Gambar 9
Surplus Konsumen
Permintaan pasar suatu barang merupakan penjumlahan kurva permintaan konsumen
yang ada dalam pasar.
Konsumen A
Roti
Konsumen B
Gambar 10
Permintaan Pasar
-Roti
Permintaan Pasar
Roti
19
Page 10
Elastisitas adalah ukuran derajad kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah
satu faktor yang mempengaruhi.
Elastisitas dibagi menjadi :
1. Price Elasticity (Elastisitas Harga) adalah Vc perubahan kwantitas barang yang diminta
sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut.
% perubahan kwantitas yang diminta E>1 —>Elastis
E _ E<1 —>Inelastis
%perubahan harga barang tersebut E=l —>Elastisitas tunggal
2. Cross elasticity (Elastisitas Silang) adalah % perubahan jumlah yang diminta ter-
hadap sesuatu barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.
Ec =
% perubahan jumlah Roti yang diminta
% perubahan harga roti
Ec positif untuk barang substitusi dan negatif untuk barang komplementer.
3. Income Elasticity (Elasitisitas Pendapatan) adalah 9f perubahan kwantitas barang
yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.
Ei =
% perubahan jumlah barang yang diminta
°/c perubahan pendapatan riil
Dalam menghitung koefisien Price Elasticity sebagai berikut :
1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur).
AQ/7, (Ql + Q2) dimana :
Arc Elasicity (Ep) = Q = Q1Q2 da"
AP/'A (Pl + P2) P = P1P2
Q, Q:
Gambar 11
Arc Elasticité'
20
Page 11
2. Point Elasticity (Elastisitas Titik).
dQ/O
Point Elasticity (Eh) =
Gambar 12
Point Elasticity
Elasitisitas Kurva Permintaan dapat digambarkan sebagai berikut
Rp
Gambar 13
Elastisitas Kurva Permintaan
Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antara perubahan
harga dengan tingkat penjualan.
21
Page 12
\AD
M N
Eh< 1
— Q
Gambar 14
Hubungan Penurunan Harga dengan Tingkat Penjualan
1. Eh > 1, harga turun 1 % permintaan naik lebih dari 1 %.
2. Eh < 1, harga turun 1 % permintaan naik kurang dari 1 %.
3. Eh = 1, harga turun 1 % permintaan naik 1 %.
demikian juga apabila harga naik.
22
Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9993/Slide_BAB_V.ppt.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Perilaku Produsen
Bab V Teori Produksi
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Skema Proses Produksi
Input
(X1, X2, …)
Aktivitas
Produksi
Output
(Barang atau Jasa)
* Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Tujuan Perusahaan
* Maksimisasi Sumberdaya (Tenaga Kerja)
* Maksimisasi Output (Penjualan)
* Maksimisasi Growth (Pertumbuhan)
Kategori Kegiatan Produksi:
* Produksi sesuai pesanan (custom-order production)
* Produksi massal yang kaku (rigid mass production)
* Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production
* Proses atau aliran produksi (process or flow production)
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Fungsi Produksi
* Model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor produksi (input) yang digunakan dengan jumlah barang atau jasa (output) yang dihasilkan.
* Fungsi Produksi Total (Total Product): TP
TP ↔ Q = f(L, K); L = tenaga kerja, K = Modal
* Produksi rata-rata (Average Product): AP
APL = TP/L atau APK = TP/K
* Produksi Marjinal (Marginal Product): MP
MPL = ∆TP/∆L atau MPK = ∆TP/∆K
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Tabel Skedul Fungsi Produksi (Hipotesis)
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Hubungan Kurva TP, APL dan MPL
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
The Law of Diminishing Return
* Hukum yang menyatakan berkurangnya tambahan output dari penambahan satu unit input variabel, pada saat output telah mencapai maksimum.
* Asumsi yang berlaku:
o Hanya ada satu unit input variabel, input yang lain tetap.
o Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah.
o Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Tahap-tahap Proses Produksi
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kemajuan Teknologi dan Perubahan Kurva Produksi
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kurva Isoquant
* Kurva yang menghubungkan titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang sama.
K
L
0
L0
K0
D
A
B
C
Isoquant (I)
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Berbagai kemungkinan kombinasi input pada kurva Isoquant
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Bentuk-bentuk khusus Kurva Indiferens
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Marjinal Rate of Technical Substitution (MRTS)
* Jumlah input L yang dapat disubstitusikan terhadap input K agar tingkat output yang dihasilkan tidak berubah.
* Menunjukkan tingkat penggantian marjinal yang semakin kecil sepanjang pergerakan ke bawah kurva isooquant.
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kendala Anggaran Produsen
(Kurva Isosocost)
* Anggaran tertinggi yang mampu disediakan produsen untuk membeli input yang digunakan dalam proses produksi dihubungkan dengan harga input.
* PKK + PLL ≤ C atau
* PKK + PLL = C
K
L
C/PK
C/PL
0
Isocost
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kurva Isocost dengan Perubahan Harga Input dan Perubahan Pendapatan
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kombinasi Input Variabel Biaya Terendah (Least Cost Combination)
* Terjadi pada titik singgung antara kurva isoquant dengan kurva isocost.
* Secara matematis:
* Kondisi penggunaan input variabel yang dapat meminimumkan biaya:
K
L
0
K*
L*
C/PL
C/PK
D
B
E
A
I1
I2
I3
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Berbagai kombinasi input dengan biaya terendah
Titik-Titik kombinasi input dengan
Biaya terendah (least cost combination)
Dihubungkan diperoleh garis perluasan
Produksi ( production expantion path)
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
* Analisis yang menghubungkan input dan output, Q = AKaLb
* Nilai konstanta A, a dan b membedakan proses produksi satu dengan yang lain, menunjukkan teknologi yang digunakan.
* Nilai a menunjukkan elastisitas input K.
* Nilai b menunjukkan elastisitas input L.
* Skala produksi;
o Increasing return to scale, a + b > 1
o Constant return to scale, a + b = 1
o Decreasing return to scale, a + b < 1
* Perbandingan penggunaan input, jika a > b (capital intensive) atau a < b (Labor intensive)
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Page 1
PERILAKU KONSUMEN
2.1. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN.
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2 :
1. Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen
dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang.
2. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan kon-
sumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya
dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam pendekatan Marginal Utility
digunakan anggapan sebagai berikut :
1. Utility bisa diukur dengan uang.
2. Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan
bahwa "Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan
yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan me-
nurun".
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai
akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.
11
Page 2
Tabel 1
Total Utility dan Marginal Utility
Jumlah Nasi (Q)
Total Utility
Marginal Utility
0
0
20
1
20
15
2
35
11
3
46
7
4
53
3
5
56
1
6
57
-1
7
56
-3
8
53
TU, MU
Gambar 1
Kurve Total Utility dan Marginal Utility
Apabila yang dikonsumsi hanya 1 barang, maka tingkat kepuasan maksimum dapat
dicapai pada saat total utilitynya mencapai maksimum. Apabila yang dikonsumsi 2 macam
barang atau lebih, maka kepuasan maksimum dapat dicapai apabila marginal utility
untuk sejumlah barang yang dikonsumsi sama besarnya.
MUx
Px
MUy
Py
MUz
Jika seorang konsumen mempunyai uang Rp 12,-
harga roti Rp 2,- perbungkus.
harganasiRp 1,- per piring dan
12
Page 3
Tabel 2
Marginal Utility Nasi dan Roti
Jumlah Barang (Q)
MU Roti
MU Nasi
1
16
11
i
14
10
3
12
9
4
10
8
5
8
7
6
6
6
7
4
5
8
2
4
Konsumen akan mencapai tingkat kepuasan maksimum dengan syarat sebagai berikut
MU Nasi
P Nasi
MU Roti
P Roti
12
atau
2. (P Nasi x Q Nasi) + (P Roti x Q Roti) = M
(1 x 6) + (2 x 3) = Rp 12,-
Anggapan dalam pendekatan Indifference Curve sebagai berikut :
1. Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu.
2. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Ciri-ciri Indifference Curve sebagai berikut :
1. Turun dari kiri atas kekanan bawah.
2. Cembung kearah origin.
3. Indifference Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong.
4. Indifference Curve yang terletak disebelah kanan atas menunjukan tingkat kepuasan
yang lebih tinggi dan sebaliknya.
13
Page 4
Tabel 3
Kombinasi Nasi dan Roti yang memberikan Kepuasan Sama
Titik
Jumlah Nasi
Jumlah Roti
Tingkat penggantian
A
15
3
5/1 = 5,0
B
10
4
3/1 = 3,0
C
7
5
2/2 = 1,0
D
5
7
2/4 = 0,5
E
3
11
2/5 = 0,4
F
1
16
Gambar 2
Indifference Curve
Semua titik-titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi berapapun akan memberi-
kan kepuasan yang sama. Jika konsumen mengkonsumsi 15 nasi dan 3 roti kepuasannya
akan sama dengan mengkonsumsi 3 nasi dan 11 roti. Tingkat penggantian menggambar-
kan bahwa kenaikan tingkat konsumsi roti dari 3 menjadi 4 harus mengurangi konsumsi
nasi dari 15 menjadi 10.
Jika seorang konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan membelanjakan
seluruhnya untuk nasi, maka nasi yang diperoleh sebanyak M / Pn atau membelanjakan
untuk roti seluruhnya M /Pr atau membelanjakan berbagai kemungkinan kombinasi nasi
dan roti yang ditunjukan oleh garis lurus yang menghubungkan M / Pn dan M / Pr.
Garis tersebut dinamakan Budget Line atau Garis Anggaran Pengeluaran. Contoh Budget
Line sebagai berikut :
14
Page 5
Tabel 4
Kombinasi Berbagai Kemungkinan yang dapat dibeli
Titik Kemungkinan Kombinasi
Nasi
Roti
A
12
0
B
9
2
C
6
3
D
4
4
E
2
5
F
0
6
Nasi
12
A
10
9
6
-:y\^ Budget Line
1 1
r 1—
i i
1
E
0
2 3
6
Roti
Gambar 3
Budget Line
Konsumen mempunyai uang Rp 60.-. dimana harga nasi Rp 5 per satu an dan roti
Rp 10 per satuan, jika uang tersebut dibelanjakan untuk nasi, konsumen harus membayar
Rp 5 x 10 = Rp 60 dan jika dibelikan roti semua Rp 10 x 6 satuan = Rp 60.
Faktor yang dapat merubah Budget Line sebagai berikut :
1. Perubahan Harga.
Jika harga naik, maka Budget Line akan mengarah ke titik origin dan sebaliknya.
15
Page 6
Nasi
Keterangan :
a harga naik
b harga turun
Roti
Gambar 4
Pengaruh Perubahan Harga terhadap Budget Line
2. Perubahan Pendapatan.
Jika pendatan naik. maka Budget Line akan mengarah ke sebelah kanan/menjauhi
titik origin dan sebaliknya.
Nasi
Keterangan :
a pendapatan naik
b pendapatan turun
Roti
Gambar 5
Pengaruh Perubahan Pendapatan terhadap Budget Line
Seorang konsumen akan mencapai tingkat kepuasan maksimum dengan syarat bahwa dia
mencapai titik dimana Budget Line menyinggung Indifference Curve.
Perubahan-perubahan harga yang terjadiyang mempengaruhi keseimbangan
pemaksimuman kepuasan, jika titik-titik dari perubahan harga tersebut dihubungkan,
maka akan terjadi suatu kurva yang disebut Garis Harga Konsumsi. Suatu kurva yang
diperoleh apabila kita menghubungkan titik-titik ekuilibrium yang diwujudkan oleh
perubahan pendapatan disebut Garis Pendapatan Konsumsi.
16
Page 7
Nasi
Nasi
Gambar 6
Garis Harga Konsumsi dan Garis Pendapatan Konsumsi
Perubahan harga yang mempengaruhi terhadap jumlah barang yang diminta dapat
diterangkan dengan menganalisa 2 faktor :
1. Substitution Effect.
2. Income Effect.
Nasi
Roti
Gambar 7
Substitution Effect dan Income Effect
17
Page 8
Dari gambar di atas Substitution Effectnya = X1X2 yaitu kenaikan konsumsi Roti
dengan adanya substitusi nasi dengan roti.karena harga roti menjadi lebih murah. Income
Effect = X2x3 yaitu kenaikan jumlah roti, karena penurunan harga roti berarti kenaikan
pendapatan riil konsumen. Dengan menggunakan analisis Indifference Curve dapat dibuat
suatu Kurva Permintaan sebagai berikut:
Demam!
Roti
a b
Gambar 8
Kurva Permintaan dengan bantuan Indifference Curve
Dengan ceteris paribus, maka penurunan harga roti berakibat naiknya permintaan
roti. Gambar 8, misalnya pendapatan konsumen tetap dan harga roti turun dari a->b,
a->c maka keseimbangan kepuasan maksimum masing-masing terletak pada titik Al,
A2, A3.
Jika titik Al, A2 dan A3 dihubungkan maka terbentuk kurva permintaan ke atas Roti.
2.2 SURPLUS KONSUMEN.
Surplus Konsumen adalah kelebihan antara kapuasan yang diperoleh dari mengkon-
sumsi barang dengan pembayaran untuk memperoleh barang tersebut.
Surplus konsumen ini dapat diterangkan sebagai berikut :
Page 9
Tabel 5
Surplus Konsumen
Jumlah Roti (Q)
Kesediaan konsumen
Surplus kosumen
untuk membayar
jika harga Rp 150
1
Rp 500,-
Rp 350,-
2
'• 400,-
" 250,-
3
" 300,-
" 150,-
4
" 200,-
" 50,-
5
" 100,-
-
Dari tabel 5, jika harga roti Rp 150,- dan konsumen bersedia membayar Rp 500 -
maka dia memperoleh surplus 350. Demikian seterusnya sampai roti ke 4. Jika digambar
dalam grafik sebagai berikut :
Rp
Roti
Gambar 9
Surplus Konsumen
Permintaan pasar suatu barang merupakan penjumlahan kurva permintaan konsumen
yang ada dalam pasar.
Konsumen A
Roti
Konsumen B
Gambar 10
Permintaan Pasar
-Roti
Permintaan Pasar
Roti
19
Page 10
Elastisitas adalah ukuran derajad kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah
satu faktor yang mempengaruhi.
Elastisitas dibagi menjadi :
1. Price Elasticity (Elastisitas Harga) adalah Vc perubahan kwantitas barang yang diminta
sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut.
% perubahan kwantitas yang diminta E>1 —>Elastis
E _ E<1 —>Inelastis
%perubahan harga barang tersebut E=l —>Elastisitas tunggal
2. Cross elasticity (Elastisitas Silang) adalah % perubahan jumlah yang diminta ter-
hadap sesuatu barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.
Ec =
% perubahan jumlah Roti yang diminta
% perubahan harga roti
Ec positif untuk barang substitusi dan negatif untuk barang komplementer.
3. Income Elasticity (Elasitisitas Pendapatan) adalah 9f perubahan kwantitas barang
yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.
Ei =
% perubahan jumlah barang yang diminta
°/c perubahan pendapatan riil
Dalam menghitung koefisien Price Elasticity sebagai berikut :
1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur).
AQ/7, (Ql + Q2) dimana :
Arc Elasicity (Ep) = Q = Q1Q2 da"
AP/'A (Pl + P2) P = P1P2
Q, Q:
Gambar 11
Arc Elasticité'
20
Page 11
2. Point Elasticity (Elastisitas Titik).
dQ/O
Point Elasticity (Eh) =
Gambar 12
Point Elasticity
Elasitisitas Kurva Permintaan dapat digambarkan sebagai berikut
Rp
Gambar 13
Elastisitas Kurva Permintaan
Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antara perubahan
harga dengan tingkat penjualan.
21
Page 12
\AD
M N
Eh< 1
— Q
Gambar 14
Hubungan Penurunan Harga dengan Tingkat Penjualan
1. Eh > 1, harga turun 1 % permintaan naik lebih dari 1 %.
2. Eh < 1, harga turun 1 % permintaan naik kurang dari 1 %.
3. Eh = 1, harga turun 1 % permintaan naik 1 %.
demikian juga apabila harga naik.
22
Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9993/Slide_BAB_V.ppt.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Perilaku Produsen
Bab V Teori Produksi
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Skema Proses Produksi
Input
(X1, X2, …)
Aktivitas
Produksi
Output
(Barang atau Jasa)
* Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Tujuan Perusahaan
* Maksimisasi Sumberdaya (Tenaga Kerja)
* Maksimisasi Output (Penjualan)
* Maksimisasi Growth (Pertumbuhan)
Kategori Kegiatan Produksi:
* Produksi sesuai pesanan (custom-order production)
* Produksi massal yang kaku (rigid mass production)
* Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production
* Proses atau aliran produksi (process or flow production)
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Fungsi Produksi
* Model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor produksi (input) yang digunakan dengan jumlah barang atau jasa (output) yang dihasilkan.
* Fungsi Produksi Total (Total Product): TP
TP ↔ Q = f(L, K); L = tenaga kerja, K = Modal
* Produksi rata-rata (Average Product): AP
APL = TP/L atau APK = TP/K
* Produksi Marjinal (Marginal Product): MP
MPL = ∆TP/∆L atau MPK = ∆TP/∆K
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Tabel Skedul Fungsi Produksi (Hipotesis)
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Hubungan Kurva TP, APL dan MPL
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
The Law of Diminishing Return
* Hukum yang menyatakan berkurangnya tambahan output dari penambahan satu unit input variabel, pada saat output telah mencapai maksimum.
* Asumsi yang berlaku:
o Hanya ada satu unit input variabel, input yang lain tetap.
o Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah.
o Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Tahap-tahap Proses Produksi
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kemajuan Teknologi dan Perubahan Kurva Produksi
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kurva Isoquant
* Kurva yang menghubungkan titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang sama.
K
L
0
L0
K0
D
A
B
C
Isoquant (I)
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Berbagai kemungkinan kombinasi input pada kurva Isoquant
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Bentuk-bentuk khusus Kurva Indiferens
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Marjinal Rate of Technical Substitution (MRTS)
* Jumlah input L yang dapat disubstitusikan terhadap input K agar tingkat output yang dihasilkan tidak berubah.
* Menunjukkan tingkat penggantian marjinal yang semakin kecil sepanjang pergerakan ke bawah kurva isooquant.
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kendala Anggaran Produsen
(Kurva Isosocost)
* Anggaran tertinggi yang mampu disediakan produsen untuk membeli input yang digunakan dalam proses produksi dihubungkan dengan harga input.
* PKK + PLL ≤ C atau
* PKK + PLL = C
K
L
C/PK
C/PL
0
Isocost
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kurva Isocost dengan Perubahan Harga Input dan Perubahan Pendapatan
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Kombinasi Input Variabel Biaya Terendah (Least Cost Combination)
* Terjadi pada titik singgung antara kurva isoquant dengan kurva isocost.
* Secara matematis:
* Kondisi penggunaan input variabel yang dapat meminimumkan biaya:
K
L
0
K*
L*
C/PL
C/PK
D
B
E
A
I1
I2
I3
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Berbagai kombinasi input dengan biaya terendah
Titik-Titik kombinasi input dengan
Biaya terendah (least cost combination)
Dihubungkan diperoleh garis perluasan
Produksi ( production expantion path)
Teori Ekonomi Mikro Bab V Teori Produksi Halaman
By: Bagus Nurcahyo
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
* Analisis yang menghubungkan input dan output, Q = AKaLb
* Nilai konstanta A, a dan b membedakan proses produksi satu dengan yang lain, menunjukkan teknologi yang digunakan.
* Nilai a menunjukkan elastisitas input K.
* Nilai b menunjukkan elastisitas input L.
* Skala produksi;
o Increasing return to scale, a + b > 1
o Constant return to scale, a + b = 1
o Decreasing return to scale, a + b < 1
* Perbandingan penggunaan input, jika a > b (capital intensive) atau a < b (Labor intensive)
Langganan:
Postingan (Atom)